A juga hampir tidak pernah bertegur sapa dengan warga.
"Sangat tertutup dan jarang bicara dengan kita. Untuk acara keagamaan saja bahkan tidak pernah," ucap Imah.
Ia mengungkapkan, Ritual mandi bareng oleh A dan para pengikutnya sudah sejak lama dilakukan. Dan biasanya mereka melakukan kegiatan itu setiap sore hari.
Bahkan, kegiatan mandi bareng di tempat terbuka tersebut sudah dijalankan oleh ayahanda A, yakni E alias S.
Setelah E meninggal dunia, A selaku anak melanjutkan ajaran tersebut.
Dan biasanya setelah mandi bareng di tempat terbuka, para anggota aliran Hakekok melanjutkan ritual ke dalam hutan.
"Yang saya tau memang begitu melakuka ritual. Hampir setiap hari dilakukan dan terus ke hutan," jelasnya.
Menurutnya, ayah dari A tersebut memiliki guru spiritual yang berada di Kabupaten Bogor hingga pada akhirnya ayah pelaku meninggal dan diteruskan oleh sang anak.
"Memang sudah lama, kalau dulu mah Pak S yang seperti itu. Karena sudah meninggal dilanjutkanlah oleh A," terangnya.
Lokasi kelompok Hakekok berada di wilayah sepi penduduk
TribunBanten.com coba menelisik lokasi tempat kelompok aliran Hakekok tersebut di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, pada Jumat (12/3/2021).
Butuh waktu sekitar empat jam dengan sepeda motor untuk mencapai lokasi kampung tempat kelompok Hakekok tersebut tinggal.
Karena akses jalan yang terjal dan sempit, lokasi desa tempat aliran Hakekok tersebut hanya dapat dilalui sepeda motor atau berjalan kaki selama empat jam.
Sepanjang jalan menuju lokasi, hanya tampak perkebunan dan semak belukar.