Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Program Keluarga Harapan (PKH) yang digulirkan melalui berbagai pemberdayaan yang dilakukan para pendamping PKH, mulai menunjukkan hasil.
Para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mulai merasakan manfaat dari program tersebut.
Satu di antaranya warung PKH di Dusun Ngulakan, Desa Kedungumpul, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, yang merupakan binaan Pendamping PKH Kabupaten Temanggung, Yuni Fatmawati.
Baca juga: Kemensos Beri Lulusan Program PKH Bantuan Modal Usaha
Warung PKH dengan modal awal dua juta rupiah itu kini bisa beromzet hingga 30 juta rupiah per bulan.
Yuni mengatakan warung PKH yang dinamai ‘Sendang Rejeki’ dan melayani kebutuhan sembako masyarakat itu memulai omzet dengan modal awal dua juta rupiah yang terkumpul dari iuran 10 KPM di 10 dusun dampingannya.
“Di sini ada 10 dusun, dari setiap dusun diambil satu orang dengan kondisi ekonomi paling rendah, jadi ada 10 orang. Nah, dari 10 orang itu, pas ada pencairan PKH, masing-masing iuran 200 ribu untuk modal bikin warung, terkumpul uang dua juta rupiah,” ujar Yuni saat ditemui di Temanggung.
Yuni menambahkan modal dua juta itu, selanjutnya, digunakan untuk belanja.
“Yang 100 ribu buat beli etalase bekas, yang 1,9 juta buat beli sembako,” ungkap wanita berkacamata ini.
Baca juga: Kemensos Salurkan Bantuan Tunai PKH Tahun 2021 untuk Provinsi Banten Sebesar Rp 212 Miliar
Seperti diketahui, Kementerian Sosial mengalokasikan bantuan untuk 10 juta KPM di seluruh wilayah Indonesia.
Selain mendapatkan bantuan, KPM PKH juga diberikan berbagai ilmu pada Pertemuan Pningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2).
Pendamping menyampaikan materi yang telah disiapkan oleh Kementerian Sosial dengan berbagai modul di antaranya modul Kesehatan, keuangan, pendidikan dan pengasuhan anak.
Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Berupayakan Berdayakan Lulusan PKH
Dimulai sejak 2017, omzet warung yang dikelola 10 KPM itu terus mengalami peningkatan, terutama setelah warung PKH ‘Sendang Rejeki’ didaftarkan sebagai agen pencairan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada 2018 untuk KPM yang ingin mencairkan bantuan berupa beras dan telur, serta agen BRILink.
“Awal mulanya, omzet kita paling sekitar lima jutaan setiap bulan. Terus makin ke sini, ada program BPNT, program sembako, itu omset naik kira-kira sekitar 15 juta tiap bulan,” ucapnya.