Mulyana mengatakan, sawahnya ditawar sekitar 600 ribu per meter, sudah lebih tinggi dari harga pasaran saat ini.
Baca juga: Viral Kisah Pria Klaten Kirim Ikan Cupang ke Susi Pudjiastuti, Diminta Tak Dibungkus dengan Plastik
Baca juga: Sekdes di Klaten Nekat Loncat ke Bengawan Solo, Jasadanya Ditemukan Sejauh 8,5 Kilometer dari TKP
"Harga tawar disini lebih tinggi dibanding harga nila jual objek pajak (NJOP) Rp 250 ribu per meter, saya setuju dengan penetapan harga tersebut," ujar Mulyana.
"Nanti mau saya pakai naik haji sama istri dan 4 anak saya," papar dia.
Bahkan, untuk mengurus ganti rugi tanahnya tersebut, dia sampai mengambil cuti kerja dari kantornya di Bekasi.
Sementara, warga lainnya, Sartono (49) akan menggunakan uang yang dia dapat untuk membeli sawah lagi.
"Tanah saya dihargai Rp 710 Juta, saya kalau dapat, beli tanah di sini lagi, kalau tidak di desa tetangga," kata dia.
Tanah Kas Desa Ikut Tergusur
Kawasan Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten termasuk wilayah yang dilintasi proyek Tol Solo-Jogja.
Ada sebanyak 131 bidang tanah di Desa tersebut yang terdampak.
Kepala Desa Kranggan, Gunawan Budi Utomo mengatakan, selain sawah dan rumah warga, ada juga tanah kas desa yang terdampak.
"Kalau di desa kami ini juga terdampak proyek tol," papar dia, Selasa (16/3/2021).
Baca juga: Kisah Pilu Alfian Siswa SMK di Klaten, Kehilangan Kedua Tangan saat PKL, Kini Berharap Tangan Baru
Baca juga: Puluhan Warga Sebuah Desa di Klaten Terlahir Kembar, Total Ada 21 Pasang, Tertua Umur 50 Tahun
Dari total 131 bidang tanah yang terdampak, ada 8 bidang tanah kas desa yang ikut tergusur proyek.
Sebanyak 8 bidang tanah desa itu seluas 8.000 meter persegi.
"Tanah kas desa yang terdampak adalah tanah Sekdes dan Bendahara, 2 makam, Masjid, Mushola, dan Gedung bekas sekolah dasar," ucap Gunawan.