Karena perlu mendapatkan perawatan yang intensif, Rani Andriani kemudian dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan.
Baca juga: Guru SMK di Medan Tega Cabuli Anak Kandungnya yang Berusia 9 dan 6 Tahun
Baca juga: Buntut Konflik Dualisme di PB HMI, Cabang Medan Menolak Kongres XXXI di Surabaya
Di RSUP HAM Medan, Rani Andriani sempat satu minggu dirawat.
Yati pun bercerita bagaimana Rani Andriani begitu tersiksa menahan sakit akibat luka bakar yang dideritanya.
Saat suster memasang alat bantu pernafasan, Rani Andriani merintih kesakitan.
Yati yang selalu mendampingi putrinya itu sempat tak kuasa menahan tangis.
Meski kondisi ini pahit, namun Yati harus menguatkan diri.
Dia tidak ingin merusak mental Rani Andriani yang perlu dukungan dari pihak keluarga.
Selama proses perawatan, Yati pun pontang-panting mencari dana.
Dia harus berutang ke sana dan ke sini untuk kesembuhan anaknya itu.
Beruntung, masih ada donatur yang berbaik hati menolong keluarga Yati.
Atas bantuan para donatur itu, Yati pun merasa bebannya sedikit terbantu.
Baca juga: Berkali-kali Ketahuan, Pasangan Selingkuh di Medan Ini Akhirnya Diseret ke Meja Hijau
Baca juga: Cek Pintu Air, Siswanto Lihat Mayat Bayi Mengapung, Warga Desa Delik di Tuntang Geger
Dia tak lupa mengucap ribuan terima kasih kepada semua pihak yang perhatian dengan Rani Andriani.
Diberitakan sebelumnya, Rani Andriani dibakar hidup-hidup oleh suaminya di Jalan Pasar 7 Beringin Desa Tembung.
Pelaku yang merupakan suaminya sendiri, Junanda alias Nanda (21) kini sudah ditahan pihak berwajib.