Namun dia menunggu kebijakan kementerian terkait untuk mengajukan bandara itu.
“Ya mana bisa bandara dialihfungsikan. Ya bisa saja mungkin bandara militer.
Bisa saja, Halim dipindahkan ke situ. Cuma bandara militer tidak butuh terminal. Terminalnya yang mahal. Ya lihatlah nanti ada usaha juga, ”katanya.
Sepinya Bandara Kertajati pun menimbulkan polemik dan berbagai persepsi miring. Pemprov Jawa Barat pun khawatir.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hanya faktor pendek terkait sepinya Bandara Kertajati.
Dia menyatakan bahwa pemerintah akan berupaya untuk membuat bandara itu ramai.
“Bandara Kertajati sedang akan kita kembangkan,” ujarnya di Way Kanan, Lampung, Sabtu (6/4).
Menengok ke belakang, ide pembangunan Bandara Kertajati idenya sudah cukup lama digagas, yakni sejak 2003.
Saat itu, pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat (Jabar) berharap ada bandara di Jabar bagian Utara.
Hanya, groundbreaking bandara baru dilaksanakan pada Januari 2016.
Tersedia perjalanan panjang untuk menghadirkan bandara yang saat ini merupakan yang terbesar setelah Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dari penetapan lokasi hingga pengadaan lahan.
Pembangunan bandara biaya hingga Rp 2,6 triliun.
Dananya sendiri tak terutang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena pemerintah menggunakan skema skema kemitraan dengan swasta.
Target yang ditargetkan selesai akhir 2017, namun berbagai kelengkapan yang menghampiri pembangunan proyek ini. Namun pemerintah baru bisa memastikan proyek dapat selesai pada 2018.