TRIBUNNEWS.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, kembali merilis kabar terkait jumlah korban meninggal akibat bencana siklus tropis seroja di Nusa Tenggara Timur.
Dikutip dari tayangan live Kompas Tv pada Rabu (7/4/2021), hingga saat ini jumlah korban meninggal dunia dalam peristiwa bencana alam ini menjadi 124 orang.
Informasi tersebut merupakan data per tanggal Rabu (7/4/2021) sore.
Angka ini merujuk pada keseluruhan data dari 15 daerah yang terdampak banjir, yang terdiri dari kota dan kabupaten.
"Dari 124 jiwa yang meninggal, 67 jiwa itu dari Kabupaten Flores Timur, kemudian dari Lembata ada 28, kemudian 21 dari Kabupaten Alor."
"Kemudian tiga dari Kabupaten Malaka, dua dari Kabupaten Sabu Raijua, satu meninggal dunia dari Kabupaten Kupang, satu dari Kabupaten Ende dan satu lagi dari Kota Kupang," ujar Raditya.
Baca juga: Sempat Ditutup Akibat Badai Siklon Seroja, Bandara El Tari Kupang Kembali Beroperasi
Baca juga: BMKG: Kecepatan Pusaran Siklon Tropis Seroja di NTT saat Terbentuk Capai 85 Km/Jam
Berikut rincian data korban meninggal yang tersebar di beberapa wilayah terdampak bencana:
- 67 di Kabupaten Flores Timur
- 28 di Kabupaten Lembata
- 21 di Kabupaten Alor
- 3 di Kabupaten Malaka
- 2 di Kabupaten Sabu Raijua
Baca juga: Apa Perbedaan Siklon Tropis Seroja dengan Siklon Sebelumnya yang Melanda Indonesia? Ini Kata BMKG
- 1 Kabupaten Kupang
- 1 di Kabupaten Ende
- 1 di Kota Kupang
Siklon Tropis Seroja
Dalam konverensi pers pada Senin (5/4/2021), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memaparkan penyebab terjadinya bencana alam banjir bandang di NTT ini dipicu cuaca buruk akibat badai atau siklon tropis Seroja.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG, Rabu 7 April 2021: Badai Seroja, Waspadai Cuaca Ekstrem di 24 Wilayah
Terbentuknya siklon tropis Seroja menyebabkan terjadinya cuaca esktrem hingga menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi di sekitar wilayah NTT.
Sebelumnya, Dwikorita telah memprediksi siklon tropis Seroja semakin menjauhi Indonesia menuju barat daya.
Dwikorita menambahkan, pada 7 April 2021 diharapkan fenomena siklon tropis Seroja ini akan selesai.
"Pada tanggal 7 April 2021 terlihat semakin melemah (daya siklon tropis Seroja) dan diharapkan akan selesai," ujar kepala BMKG itu.
Diketahui badai yang terjadi pada Minggu (4/4/2021) pukul 01.00 WITA ini baru pertama kali menimpa Indonesia.
Dampak terjadinya fenomena siklon tropis Seroja ini di antaranya angin kencang, hujan lebat dan gelombang tinggi.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)