TRIBUNNEWS.COM - JT, pelaku penganiayaan terhadap Christina Ramauli S (27), seorang perawat di Rumah Sakit Siloam Palembang akhirnya ditangkap polisi.
Polisi menangkap JT pada Jumat (16/4/2021) malam.
Pria berusia 38 tahun itu ditangkap oleh aparat Polrestabes Palembang, sekira pukul 22.30 WIB di tempat persembunyiannya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
"Benar pelaku berhasil diamankan di tempat persembunyiaanya di Ogan Komring Ilir (OKI), " kata Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi ketika dikonfirmasi, Jumat (16/4/2021, dikutip dari TribunSumsel.
Baca juga: BREAKING NEWS, Penganiaya Perawat di Palembang Tertunduk Lalu Minta Maaf, Saya Menyesal Sudah Emosi
Setelah ditangkap, JT kemudian dibawa ke Polrestabes Palembang sekira pukul 22.30 WIB.
Terlihat pada saat di bawa menuju ruangan Unit Pidsus Polrestabes Palembang, pelaku menggunakan topi putih dan baju berkera warna biru dongker.
Penangkapan terhadap JT terjadi setelah korban melapor ke polisi seiring viralnya videonya penganiayaan JT terhadap Christina Ramauli.
Sosok JT
Lantas, siapakah JT?
Berdasarkan penelurusan TribunSumsel, JT berprofesi sebagai pengusaha sparepart mobil dan motor di Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten Oki.
Ia memiliki seorang istri dan dua anak.
Saat videonya viral, sempat beredar isu yang menyebut JT adalah polisi.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra memastikan JT bukanlah polisi.
Menurut Kombes Pol Irvam, saat keributan terjadi, memang ada anggota polisi yang melerai.
"Pada saat keributan tersebut, memang ada anggota dari Dit Lantas Polda Sumsel yang menggenakan kaos putih untuk melerai, dan orang yang menggunakan baju putih itu mengatakan ia polisi dan ada keributan apa," ujarnya.
Baca juga: FAKTA Pria Aniaya Perawat RS Siloam Palembang, Korban Alami Trauma hingga Pelaku Diamankan Polisi
Kemudian pelaku bertanya 'mana buktinya kamu polisi', bukan mengaku bahwa pelaku JT adalah polisi.
"Saya pastikan pelaku (JT) bukan polisi," katanya.
Kombes Pol Irvan menjelaskan, anggota polisi yang sedang berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sedang menemani istrinya yang sedang proses melahirkan.
"Netizen terlalu cepat mengambil kesimpulan dalam vidio tersebut. Jangan terburu-buru cermati terlebih dahulu sebelum menyimpulkan," tutupnya.
Usai Lakukan Penganiyaaan, JT Minta Maaf
Setelah ditangkap polisi, JT menyampaikan permintaan maaf.
Ia mengaku menyesali perbuatannya.
"Saya emosi sesaat dan saya menyesali perbuatan saya, saya benar-benar minta maaf kepada korban dan pihak RS Siloam," tutupnya.
Ditemui saat press release di Polrestabes Palembang, JT mengatakan mendengar anaknya menangis pada saat pulang dari RS Siloam ia emosi.
"Saya emosi hingga nekat mendatangi perawat tersebut di RS tersebut," ujarnya Sabtu (17/4/2021).
JT menjelaskan, yang membuatnya tambah emosi karena ia harus bolak balik menjenguk anaknya di RS tersebut, ditambah lelah bekerja.
"Anak saya sudah empat hari dirawat di sana dan saya harus bolak balik untuk menjenguknya. Mendengar infus anak saya dilepas hingga anak saya menangis saya tidak terima," katanya.
Informasi yang dihimpun anak pelaku mengidap penyakit radang paru-paru.
Kronologi Penganiayaan
Sebelumnya diberitakan, JT pelaku penganiayaan terhadap Christina Ramauli S.
Terlapor JT berencana menjemput anaknya yang dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Palembang, Kamis (15/4/2021) siang.
Ketika hendak pulang, infus di tangan pasien dilepas oleh perawat Christina Ramauli S.
Setelah jarum infus dilepas, tangan pasien mengeluarkan darah.
Baca juga: Viral Perawat Dianiayai Keluarga Pasien di Rumah Sakit Swasta Palembang, Polisi Ungkap Kronologinya
JT yang mengetahui tangan anaknya berdarah tak bisa menahan emosi.
Tangkap layar video pria aniaya perawat di sebuah rs di Palembang. (perawat peduli pealembang/Instagram)
"Kemudian pelaku ini meminta korban untuk datang ke ruang perawatan anaknya. Korban akhirnya datang bersama teman perawat yang lain untuk meminta maaf," ujar Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Palembang Komisaris Polisi M Abdullah, Jumat (16/4/2021).
Belum sempat meminta maaf, korban ditampar oleh JT.
Ia juga menyuruh sang perawat untuk bersujud memohon maaf kepada keluarganya.
Korban menuruti perintah JT. Namun, diduga karena emosinya meluap-luap, JT kembali melakukan serangan fisik kepada si perawat.
Mengetahui kejadian itu, rekan-rekan seprofesi korban berusaha melerai dan menahan JT agar tidak melakukan perbuatannya itu lagi.
Penganiayaan yang dialami Christina Ramauli S ini viral di media sosial.
Video berdurasi 35 detik tersebut beredar cepat di Instagram.
Dalam tayangan video itu juga tampak sejumlah rekan korban segera membawa Christina Ramauli keluar ruangan untuk menolongnya.
Akibat peristiwa tersebut, Christina Ramauli mengalami luka lebam di wajahnya.
Oleh CR, kejadian itu dilaporkan ke Polrestabes Palembang.
Abdullah menuturkan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi atas peristiwa tersebut.
Polisi pun telah mengambil bukti visum yang dialami korban.
"Korban mengalami luka memar di bagian mata kiri, bengkak di bagian bibir, dan perut terasa sakit. Saksi-saksi akan diperiksa. Pelaku bisa dikenakan pasa 351 tentang penganiayaan," terangnya.
Perawat Christina Trauma
Direktur RS Siloam Sriwijaya Palembang, dr Bona Fernando mengungkapkan kondisi perawat CRS (27 tahun), korban penganiayaan saat ini masih dalam berada dalam perawatan pihaknya.
Dr Bona mengungkapkan bahwa saat ini kondisi korban sedang mengalami trauma yang cukup hebat.
"Saat ini perawat tengah kami rawat untuk menyembuhkan bukan hanya fisik tapi juga psikisnya. Karena memang beliau (korban,red) mengalami trauma yang cukup hebat."
"Tapi tadi siang saya sudah bicara dengan perawat paling tidak dia sudah baikan dari kemarin. Kita berdoa, pelan-pelan nanti beliau bisa berkerja kembali seperti biasa merawat pasien lagi,"jelas dia.
Baca juga: Viral Video Perawat Dianiaya Orangtua Pasien, Korban Sempat Berlutut agar Pelaku Tak Marah
Untuk menyembuhkan psikis dari perawat tersebut, ia mengatakan pihaknya telah memiliki tim psikolog yang telah diturunkan untuk membantu korban.
"Dari kemarin tim psikolog kita sudah turun untuk menangani korban. Dan saya juga berterima kasih sekali banyak support dan dukungan tak hanya dari internal tapi dari luar juga yang mendukung kami."
"Termasuk dari sesama profesi termasuk Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) baik dari kota, provinsi maupun pusat yang telah memberikan dukungan," tegas dia.
Bona mengatakan semua permasalahan ini diserahkan kepada pihak kepolisian dan ia meminta agar dapat ditindak secara tegas.
Ikuti berita lainnya Perawat RS Siloam Dianiaya
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunSumsel/Pahmi Ramadan)