Kepala Desa Karama, Jusman menceritakan, sebelum kejadian, Aliani memang sempat mendapat ancaman dari salah seorang warga.
Ancaman itu datang setelah ia meninjau progres proyek rabat beton di Desa Karama.
Namun, Jusman juga menegaskan bahwa ia tak ingin menjustifikasi sebelum ada hasil penyelidikan dari polisi.
Namun, fakta-fakta ini bisa menjadi salah satu bahan penyelidikan polisi.
"Tadi malam beliau (Alm. Aliani) laporan, kan ada pekerjaan rabat beton, kebetulan melewati depan rumahnya juga ini warga," jelas Jusman.
"Warga itu meminta dikerjakan juga dibagian depan rumahnya, karena tinggi. Nah, Ibu Kadus minta petunjuk ke saya, jadi saya sampaikan kasih saja campuran biar dia yang kerja sendiri," jelasnya menambahkan.
Namun, setelah Aliani menyampaikan hal tersebut, ia malah mendapatkan ancaman.
"Setelah sampaikan begitu, bahasanya dia bilang tidak mau. Tukang yang kerja'pi itu proyek yang kerjakan. Ibu dusun bilang tidak bisa, nah dia bilang kalau tidak bisa, ada nanti kau dapat itu," beber Jusman.
Baca juga: Mahasiswi 22 Tahun Tewas, Mobil yang Dikendarai Tertabarak Kereta, Sempat Terseret Puluhan Meter
3. Anak Korban Jadi Saksi Kunci
Anak korban yang menjadi satu-satunya saksi kejadian itu juga mengungkapkan fakta.
Jusman membeberkan, bahwa orang yang dilihat membunuh ibunya adalah orang sebelumnya cekcok dengan ibunya.
"Dia bilang, yang bunuh ibuku itu yang datang tadi malam di rumahnya kakekku. Sementara yang datang tersebut itu yang kebetulan bilang (ancaman) itu," kata Jusman.
Jika ini benar adanya, kata Purnawirawan TNI itu, maka pembunuhan Aliani adalah pembunuhan berencana.
4. Polisi Kantongi Indentitas Terduga Pelaku