News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perkebunan Kakao Terbesar di Dunia Dibangun di Pulau Seram Maluku

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani perempuan sedang memanen Kakao di perkebunan kakao modern terbesar di dunia hasil kolaborasi Mondelez International, Inc. dan Olam Food Ingredients (OFI) di Pulau Seram, Maluku.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Grup perusahaan makanan ringan Mondelez International dan Olam Food Ingredients (OFI) selaku pemasok biji dan bahan kakao berkolaborasi membangun ertanian kakao komersial terbesar di Indonesia seluas 2.000 hektar di Pulau Seram, Maluku.

Kebun kakao ini akan menjadi pertanian kakao berkelanjutan dan terbesar di dunia dan dibangun berdasarkan pengalaman Mondelēz Internasional pada program pengelolaan sumber daya kakao yang berkelanjutan, yaitu Cocoa Life, dan target berkelanjutan Cocoa Compass dari OFI.

Tujuannya, untuk menguji coba berbagai pendekatan yang terukur pada pertanian kakao komersial di masa depan.

"Kami memiliki misi untuk mengolah kakao secara tepat dan memastikan terciptanya pasokan kakao yang berkelanjutan di masa depan sebagai bahan baku yang penting untuk bisnis kami," ujar Quentin Roach, Senior Vice President, Global Supply Chain & Chief Procurement Officer Mondelez International, Kamis (22/4/2021).

Baca juga: Jakpro Optimistis Pembangunan Jakarta International Stadium Rampung Oktober 2021

Dijelaskan, pertanian ini akan menopang pasokan kakao yang berkelanjutan di masa depan dengan berinovasi melalui kemitraan dengan pemasok, mengeksplorasi cara menghasilkan hasil panen yang tinggi, mengembalikan hutan, serta menghasilkan pendapatan bagi petani.

Proyek pertanian kakao ini menggunakan berbagai inovasi teknologi iklim dan pengetahuan tanaman kakao terbaru, mulai dari pemasangan sensor di lapangan hingga penggunaan sistem irigasi canggih yang jarang digunakan pada penanaman kakao berskala besar.

Model pertanian kakao terbaru ini akan menjadi cetak biru praktik pertanian kakao yang modern dan profesional, penggunaan lahan secara optimal, dan perencanaan komunitas pertanian yang berpotensi untuk dapat direplikasi di berbagai wilayah.

Saat ini permintaan kakao terus meningkat di seluruh Asia, hingga menjadi yang terbesar kedua di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara penghasil kakao terbesar di kawasan ini.

Baca juga: Polisi Bongkar Oknum PNS di Lombok Barat yang Jadi Pemasok Sabu

Namun, para petani kakao di Indonesia masih harus berjuang dengan suhu iklim yang meningkat, hasil panen yang rendah, dan berbagai penyakit tanaman.

Mondelēz Internasional dan OFI berupaya mengatasi masalah petani kakao di Indonesia dengan meningkatkan mata pencaharian petani, memberdayakan masyarakat, dan memulihkan produktivitas lingkungan dari yang sebelumnya mengalami deforestasi lahan.

Dari program kemitraan ini diyakini akan mampu menciptakan 700 lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal dan hampir setengah dari kesempatan peluang kerja ini akan ditujukan pada perempuan.

Seluas 2.000 hektar lahan akan ditanami kakao, pohon pelindung hutan dan pohon buah-buahan untuk menciptakan keanekaragaman hayati. Saat ini sekitar 1.080 hektar telah ditanami dari total luas 3.380 hektar lahan.

Areal seluas 47 hektar yang telah teridentifikasi sebagai hutan bernilai konservasi tinggi dan dilindungi sepenuhnya sebagai habitat vital bagi flora dan fauna.

Selain itu disiapan pula fasilitas pembibitan yang dapat menumbuhkan satu juta bibit kakao unggul setiap tahunnya.

Baca juga: Karyawan di Italia Jadi Raja Absen, Bolos Kerja Selama 15 Tahun tapi Digaji Penuh hingga 9,3 Miliar

Pihaknya menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan untuk semua karyawan dan keluarganya, serta fasilitas umum seperti perumahan, listrik, air, penitipan anak, dan toko koperasi untuk 200 keluarga yang tinggal di lokasi perkebunan.

Inisiatif ini sejalan dengan program Cocoa Life Mondelez International yang ada di Indonesia dan pusat penelitian kakao di Pasuruan Jawa Timur, yang didirikan untuk mendukung praktik pertanian kakao berkelanjutan dan mendorong perubahan positif bagi petani dan masyarakat di wilayah tersebut.

Gerard A. Manley, CEO OFI Cocoa Business menjelaskan, kemitraan ini merupakan terobosan yang tepat untuk mengubah masa depan pertanian kakao di Indonesia.

Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah atas dukungan yang diberikan.

"Sejak kali pertama kami meluncurkan program keberlanjutan di Indonesia lebih dari 16 tahun yang lalu, kami telah berkomitmen untuk mendukung petani kakao Indonesia sekaligus menjaga lingkungan," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini