TRIBUNNEWS.COM - Kasus sate maut yang menewaskan bocah berusia 8 tahun NFP terus didalami pihak kepolisian.
Kasus yang semula ditangani oleh Polsek Sewon, kini dilimpahkan ke Polres Bantul.
Sejumlah langkah juga sudah dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian bocah malang itu.
Seperti mengirim sampel sate yang dimakan oleh korban ke Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, paket sate maut yang diberikan oleh seorang wanita muda tersebut positif mengandung racun jenis C.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, racun tersebut terdapat dalam bumbu kacang dari sate.
"(Hasil pemeriksaan laboratorium) sudah keluar hari ini, tetapi bentuk fisiknya belum kami terima. Hasilnya positif mengandung racun, jenisnya C. Ada di bumbunya,"katanya, Kamis (29/04/2021).
Baca juga: Update Kasus Sate Maut di Bantul, Ciri-ciri Wanita Pengirim Takjil Diketahui, Tak Ada CCTV di TKP
Ia enggan menjelaskan secara spesifik racun tersebut. Hanya saja AKP Ngadi menyebut racun tersebut mudah didapatkan.
"Racun mudah didapatkan, bentuknya bisa cair bisa padat. Di apotas ada, di racun tikus juga ada,"sambungnya.
Dengan keluarnya hasil pemeriksaan makanan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta agar hasil fisik pemeriksaan bisa segera dikirimkan. Sehingga bisa bahan penyelidikan lebih lanjut.
Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Bantul terkait perlu tidaknya autopsi.
"Untuk autopsi kami berkoodinasi dengan kejaksaan. Apakah sudah cukup dengan hasil pemeriksaan makanan atau perlu autopsi. Untuk autopsi perlu bedah makam,"ujarnya.
Hingga saat ini, pihaknya masih mendalami kematian korban.
Sudah ada sekitar lima saksi yang diperiksa, mulai dari keluarga korban hingga Tomy sang penerima makanan yang asli.