News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Pendidikan Nasional

Guru Tari di Nusa Penida: Naik Motor 18 Kilometer, Menyebrang Lautan, Jauh dari Keluarga

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak Agung Ayu Eka Samudra Yanti (36), guru seni dan budaya di SMP N Satap 2 Batukandik saat mengajar siswa-siswinya. (foto diambil sebelum pandemi)

Sementara menjadi seorang guru di Desa Batukandik, yang wilayahnya berada di wilayah perbukitan tidaklah mudah.

AA Ayu Eka Samudra setiap hari harus naik turun bukit sejauh 18 Kilomerer, dengan mengedarai sepeda motor untuk mengajar ke Wilayah Desa Batukandik.

Belum lagi kondisi jalanan yang rusak, membuatnya perlu perjuangan extra untuk bisa sampai ke sekolah.

"Banyak pengalaman yang saya dapat selama mengajar di Nusa Penida, mulai dari menghadapi gelombang jelek, hujan badai hingga boat oleng saat hendak menyeberang ke Nusa Penida untuk mengajar, " imbuhnya.

Baca juga: Kisah Guru Honorer di Sukabumi, Terpaksa Mengajar di Atas Perahu, Dibayangi Sergapan Buaya

Saat berangkat ke sekolah, tidak jarang juga diguyur hujan deras dan angin kencang karena wilayahnya di perbukitan.

Bahkan pernah sampai motor mati saat hamil besar.

"Jalanan sepi dan saya harus dorong motor cari bengkel yang lumayan jauh. Tapi astungkara sampai saat ini masih dalam lindungan tuhan dan selalu diberikan keselamatan," ungkapnya.

Banyak cerita juga yang ia dapat saat mendidik anak-anak di SMP N Satap 2 Batukandik.

Menurutnya, anak didik di sekolah itu sebagaian besar niat belajarnya masih kurang.

Bahkan terkesan dipaksa untuk ke sekolah, karena anak-anak kebanyakan harus membantu orang tuanya di ladang.

Belum lagi anak-anak itu harus berjalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya, untuk pergi ke sekolah.

Bahkan tidak sedikit ada siswa ke ke sekolah tidak membawa bekal, karena keterbatasan ekonomi keluarga.

Baca juga: Hardiknas 2021, Anggota Komisi X Ajak Transformasi Pendidikan Wujudkan Merdeka Belajar

"Ada siswa yang kebetulan saya wali kelasnya, ia korban broken home, dan saya selalu berusaha beri dia motivasi ibarat anak sendiri. Saya juga selalu kasi ia makan dan minum juga, karena tidak bawa bekal ke sekolah.

"Saya sedih sekali, tapi menjadi guru di sekolah ini, menjadi tantangan dan pengalaman berharga bagi saya. Dimana satu sisi menjadi seorang pendidik dan satu sisi menjadi ibu dari siswa siswa yang terkesan jauh dari perhatian orang tua," ungkap AA Ayu Eka Samudra.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini