Usai meninggal dunia, pihak rumah sakit telah menjelaskan kepada keluarga pasien bahwasanya yang bersangkutan positif Covid-19 dan akan dilakukan pemulasaraan seusai protokol kesehatan.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Prioritaskan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Bagi Penduduk di Permukiman Kumuh
Namun, pihak keluarga justru menolak dan malah memaksa membawa paksa jenazah pulang dengan mobil pribadi.
"Kalau ada yang bilang proses di rumah sakit lama itu tidak benar. Karena sebenarnya yang memperlama prosesnya ya dari pihak keluarga sendiri," kata Wadir RSUD Dr Harjono, Reza Kautsar.
Karena keluarga pasien menolak jenazah dipulasara secara Covid-19, Reza harus menghubungi sejumlah pihak termasuk Satgas Penanganan Covid-19.
"Kami hubungi Satgas itu agar (jenazah) jangan dibawa pulang karena (Rapid test) antigennya positif. Itu bisa menular," jelas Reza.
Padahal menurut Reza, jika keluarga menyetujui jenazah dipulasara di rumah sakit prosesnya sangat cepat.
Wadir Bidang Medik RSUD Dr Harjono, Enggar Tri Adji menambahkan, pihak rumah sakit sudah menyiapkan tata laksana pemulasaraan jenazah Covid-19 secara komprehensif dan syari
"Mulai dari mensucikan jenazah hingga peti sudah kami siapkan di rumah sakit," jelas Enggar.
Petugas juga akan melakukan salat jenazah sebelum diberangkatkan ke pemakaman.
"Kalaupun keluarga ingin menyalatkan jenazah, kami juga fasilitasi," tambahnya.
Saat ini, pihak RSUD Dr Harjono akan berkonsultasi dengan Bupati Ponorogo sebagai pemilik rumah sakit untuk menindaklanjuti kasus tersebut ke jalur hukum.
"Kami menunggu saran dari pak bupati dulu bagaimana," pungkasnya. (Sofyan Arif Candra Sakti)
Berita lainnya: Perawat Cantik Dibakar Hidup-hidup, Diduga Karena Cinta Segitiga, Ini Ciri-ciri Pelaku
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Jenazah Korban Covid-19 di Ponorogo Diambil Paksa Keluarga, RSUD dr Harjono Beri Penjelasan Begini