TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Suasana Idulfitri di Dukuh Clumprit, Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Kamis (13/5/2021) terasa berbeda.
Di saat warga di daerah lain mengenakan serba baru, mulai dari sandal, baju, hingga kopiah, saat bersilaturahim ke sanak famili, warga Dukuh Clumprit sebaliknya.
Mereka memilih bertelanjang kaki saat berkunjung ke rumah tetangga dan sanak saudara.
Ini terpaksa dilakukan agar mereka mudah menerjang rob yang menggenangi permukiman mereka.
"Mau pakai sandal, percuma, sini kena rob. Nanti malah jatuh karena jalanan berupa batako, jadi licin," ungkap Nanang Hasyim, warga Clumprit, Kamis.
Baca juga: Suasana Malam Takbiran di Kanal Banjir Timur
Tak hanya Nanang, seluruh anggota keluarga yang ikut berkeliling ke rumah tetangga dan kerabat ikut bertelanjang kaki. Bahkan, warga lain juga melakukan.
"Dari pada jatuh, baju basah semua, ya sudah, ga pakai sandal," bebernya.
Menurut Nanang, dua kali Lebaran ini, rob menggenangi Clumprit saat warga bersilaturahim.
Air rob di wilayah tersebut tak bisa surut, imbas dari penurunan muka tanah dan matinya fungsi pompa air yang ada.
Ketinggian rob, menurut Nanang, bervariasi, mulai mata kaki hingga lutut orang dewasa.
Tentu, kata dia, kondisi ini mengganggu warga tak hanya saat merayakan Idulfitri tetapi juga aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Lebaran Hari Pertama, Kawasan Wisata Puncak Sepi dari Pengunjung
"Ya, sangat mengurangi kekhusyukan menjalani Lebaran yang seharusnya dijalani dengan suka cita," jelasnya.
Warga lain, Mohammad Fatah Rozak mengatakan, ada tiga RT di Dukuh Cumprit yang terdampak rob. Yakni, di RT 06 RW 07, RT 05 RW 07, dan RT 05 RW 08.
"Total, sekira ada 360 warga terdampak," ujarnya.