Salah satu korban meninggal adalah anaknya Muhammad Taufiq Hidayat (27).
Selain menelan 3 korban jiwa, ledakan petasan yang terjadi menjelang waktu berbuka puasa terakhir, sekitar pukul 17.30 WIB itu juga melukai 5 orang lainnya.
"Sudah pada tergeletak. Tidak bergerak. Darah di mana-mana. Sampai saya tidak bisa mengenali wajah anak saya," kata Untung, Rabu.
Saat kejadian, Untung sedang berada di belakang rumah.
Tiba-tiba suara ledakan menggelegar, memecah kedamaian senja di kampungnya.
Untung terkesiap, darahnya berdesir, firasat buruk memenuhi hatinya saat sadar suara tersebut berasal dari arah rumahnya.
Lintang pukang Untung berlari menuju arah suara.
Pemandangan mengerikan tergambar di depan matanya.
Tubuh para korban bergelimpangan. Darah di mana-mana. Bahkan beberapa korban tak dapat dikenali wajahnya.
"Saat kejadian, saya tidak di rumah. Saya berada di belakang rumah," kata Untung.
Untung mengungkapkan, putranya dan beberapa pemuda sekitar sengaja merakit petasan untuk memeriahkan momen Lebaran.
Mereka membuat sendiri selongsong petasan dari kertas bekas hanya berdasarkan pengalaman.
Untung tidak pernah tahu anaknya mendapatkan serbuk petasan dari mana.