News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wawancara Eksklusif

Klungkung Berjuang Perangi Rabies

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ida Bagus Juanida, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung

Mengubah kebiasaan masyarakat bukanlah hal yang mudah dan harus ada komitmen bersama. Memutus rantai penularan rabies harus mulai dengan mengubah kebiasaan masyarakat dalam memelihara hewan peliharaanya.

Misal, menjaga anjingnya dengan baik, dengan dikandangkan dan tidak dilepasliarkan. Termausuk rutin memberikan vaksin dan tidak membuang atau menelantarkan anjinya begitu saja.

Masih ada perilaku masyarakat kita yang justeru membudaya, misal anjinya memiliki anak, ditelantarkan begitu saja di suatu lokasi. Itu yang membuat populasi anjing liar susah kami kendalikan, dan berkontribusi terhadap penularan rabies.

Apakah ada faktor lain yang membuat rabies sulit dikendalikan di Bali?

Selain itu secara geografis, Klungkung daratan yang berada di antara kabupaten lain, seperti Bangli, Karangasem dan Gianyar juga menjadi faktor yang harus diperhatikan untuk menuntaskan masalah rabies.

Penuntasan rabies ini tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Harus ersama-sama dengan daerah lainnya, khususnya daerah tetangga. Mengingat mobilitas anjing itu cukup tinggi dan daerah Bali yang kecil, membuat penyebaran cepat terjadi. Misal saja pada 2017 kita bebas rabies, sementara daerah sekitarnya belum. Sehingga pada 2018 kembali muncul rabies di Klungkung.

Dengan kondisi tersebut, bagaimana upaya Dinas Pertanian untuk mengendalikan penyebaran rabies di Klungkung?

Guna menekan penyebaran rabies, kami menargetkan vaksinasi sekitar 18.000 ekor anjing, dari estimasi populasi anjing di Klungkung yang mencapai 21.000 ekor. Kami sebenarnya tidak ada data riil, tapi data ini berdasarkan estimasi dengan sampel dibandingkan per luas wilayah dan jumlah penduduk.

Sampai April ini, vaksinasi sudah dilakukan di 7 desa di Klungkung antara lain Desa  Besan, Desa Dawan kaler, Dawan Kelod, Desa Pesinggahan, Desa Manduang Desa Selisihan, dan Desa Tihingan.

Jumlah sementara populasi anjing yang kami vaksinasi berjumlah 1.666 ekor. Karena situasi pandemi seperti saat ini, kami tidak bisa mengumpulkan warga sekaligus untuk vaksinasi di desa. Kami jemput bola ke rumah-rumah warga, sehingga tahun ini membutuhkan waktu lebih untuk tuntaskan target vaksinasi.

Sementara terkait ketersediaan vaksin saat ini, masih tersedia sekitar 8.000 dosis vaksin rabes untuk anjing, dan pengadaan dari APBD Klungkung 5.000 dosis. Sisanya kami masih menunggu suplai dari pemerintah provinsi atau pusat.

Bagaimana cara warga jika ingin memvaksin hewan peliharaanya secara mandiri?

Kami memang sangat mengharapkan keaktifan dan insiatif warga untuk memvaksin anjingnya. Karena kami akui keterbatasan tenaga, apalagi situasi pandemi membuat kami kesulitan menuntaskan vaksinasi semua populasi anjing yang berada di Klungkung.

Sebenarnya kami sudah memiliki Pos Keswan di setiap kecamatan, dan warga bisa datang langsung membawa anjingnya ke sana. Sampai saat ini, vaksinasi masih gratis. Biasanya untuk anjing, jika usia sudah 4 minggu sudah bisa divaksin. (mit/tribunnetwork/cep)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini