TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mapolsek Candipuro, Lampung Selatan dibakar massa.
Warga setempat mengaku tidak pernah merencanakan perusakan aset kepolisian sektor Candipuro tersebut.
Namun, tindak kejahatan pencurian motor yang sudah dipandang mengkhawatirkan menjadi penyebab pembakaran Mapolsek Candipuro.
"Sejak setelah Lebaran aja yang saya tahu ada empat motor warga sini yang hilang, itu yang saya tahu, belum ada yang tindak," kata Adi, seorang warga, Rabu(19/5).
"Kalau dihitung lebih jauh sudah banyak sekali pencurian motor di Candipuro," lanjut dia
Baca juga: Polri Telusuri Motif Pembakaran Polsek Candipuro, Dipicu Persoalan Maraknya Begal?
Bahkan, diakui dia, pencurian kerap dilakukan dengan langkah penodongan senjata tajam dan senjata api oleh pelaku.
"Ada yang dibegal, ada yang memang dimaling, ada juga yang datang ke rumah dan ditodong pistol," ucapnya.
Dengan maraknya kasus tersebut, kata Adi, masyarakat belum menerima adanya langkah dari aparat kepolisian.
"Masyarakat ini benar-benar takut, karena maling motor sekarang bawa pistol," kata dia.
Sementara itu, Wahid, warga lainnya berharap adanya perubahan kinerja polisi yang lebih baik setelah kejadian ini.
"Semoga daerah ini nanti lebih aman," kata Wahid.
Baca juga: Mapolsek Candipuro Dibakar, Polri Pastikan Tidak Ada Senjata Api yang Dijarah, 8 Orang Diamankan
Sejumlah warga mengaku tidak merencanakan adanya tindakan pembakaran gedung Mapolsek Candipuro.
Bahkan beberapa warga lain menyebut tidak mengetahui adanya aksi kekecewaan itu.
"Warga yang tinggal sekitar Polsek malah ga tau. Tiba-tiba saja ada yang berkumpul ramai, pas tau permasalahannya baru warga setempat ikut nonton," kata Wahid.
Bahkan saat api sedang dalam puncak membara, ia mengaku sejumlah warga sekitar ikut berupaya memadamkannya.
"Karena di atasnya itu kan listrik," kata dia.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Zaky Alkazar Nasution bersama Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto juga Kapolda Lampung Irjen Pol Hendro Sugiatno meninjau lokasi Mapolsek Candipuro yang dibakar warga.
"Setelah kejadian pembakaran Mapolsek Candipuro semalam, tim kepolisian dari Polsek Candipuro juga Polres Lampung Selatan langsung bergerak cepat mengamankan situasi. Kami sudah mengamankan 8 orang yang diduga sebagai dalang perusakan dan pembakaran Polsek Candipuro," Kata Kapolres Lampung Selatan AKBP Zaky Alkazar Nasution.
"Sekarang 8 orang tersebut sudah kami amankan di Polres Lampung Selatan. Kami masih melakukan penyelidikan mengenai motif perusakan dan pembakaran polsek tersebut," tambah Zaky.
Baca juga: Mapolsek Candipuro Dibakar, Mabes Polri Ungkap Kendala yang Dihadapi Sejumlah Polsek
Zaky menambahkan sampai saat ini tim kepolisian masih meminta keterangan dari 8 orang tersebut.
"Jika nanti dalam proses penyelidikan ada orang lain yang terlibat, tidak menutup kemungkinan kita akan melakukan pencarian terhadap pelaku," kata Zaky.
"Motif sementara orang-orang tersebut melakukan provokasi dan pelaku perusakan juga. Sesuai dengan intruksi dari Kapolda kita harus menindak tegas. Baik menindak tegas dalam upaya pengungkapan kasus juga terhadap peristiwa seperti ini. Supaya peristiwa seperti ini tidak terulang kembali," tutupnya.
Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengatakan bahwa pihak Pemkab Lampung Selatan siap membantu pembangunan polsek yang rusak tersebut.
"Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan siap untuk membantu pembangunan polsek yang dibakar oleh warga," kata Nanang.
"Bagaimanapun kita masih perlu kinerja dari kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat," tambahnya.
Nanang mengatakan sangat disesali kejadian pembakaran polsek oleh ratusan warga yang tidak puas oleh kinerja kepolisian di polsek tersebut, kejadian seperti ini tidak perlu terjadi.
Nanang menambahkan, seharusnya warga bersama dengan pihak kepolisian saling bahu membahu mengungkap aksi kriminalitas di daerah ini.
"Kami siap membantu kepolisian membangun kembali polsek yang rusak. Supaya pelayanan kepolisian kepada masyarakat dapat berjalan kembali," kata Nanang.
"Saya juga sudah berdialog dengan Pak Kapolda supaya mereka membangun kembali polsek yang rusak. Mungkin ini bisa jadi pembelajaran bagi kepolisian di sini untuk meningkatkan penjagaannya. Supaya aksi kriminalitas juga peristiwa seperti ini tidak terulang kembali," tutupnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) meminta kepada warga Lampung tidak mudah terprovokasi.
Dirinya mengaku sangat prihatin atas peristiwa pembakaran gedung Polsek Candipuro, Lampung Selatan yang dilakukan oleh sejumlah warga.
"Diharapkan agar masyarakat tetap menahan diri dan tidak boleh melakukan tindakan yang merusak fasilitas negara," kata Nunik.
Baca juga: Diduga Lamban Tangani Kasus Pembegalan, Massa Nekat Bakar Mapolsek Candipuro, Lampung Selatan
Pemprov terus mengimbau agar seluruh masyarakat tetap tenang dan jangan terprovokasi. Apalagi hingga terpancing emosi dan harapannya warga tetap sabar, jangan gampang meluapkan amarah. Ia berharap agar semua elemen untuk menjaga kondusivitas Lampung dan ini tentuya akan menjadi perhatian penting.
Provokator
Terpisah, Mabes Polri menyebut 8 orang yang diamankan usai insiden pembakaran Mapolsek Candipuro, Lampung Selatan, diduga sebagai provokator.
Para pelaku juga diduga yang pertama kali menginisiasi pembakaran.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Polisi Ahmad Ramadhan menyampaikan para pelaku kini telah diperiksa oleh penyidik gabungan Polres Lampung Selatan dan Polda Lampung.
Namun, kata Ahmad, tidak semua pelaku yang diamankan merupakan pihak yang menginisiasi pembakaran.
Ada pula pelaku ditangkap karena ikut-ikutan melakukan perusakan Mapolsek.
"Penyidik Polres Lampung Selatan maupun Polda telah mengamankan 8 orang yang diduga terlibat mulai dari penginisiasi aksi, provokator pembakaran, hingga yang ikut-ikutan. Itu telah diamankan sebanyak 8 orang," kata Ahmad. Ia menyampaikan provokasi tersebut membuat warga sekitar Mapolsek Candipuro ikut tersulut melakukan perusakan. Namun, masih didalami pernyataan yang membuat warga terprovokasi.
"Ada yang provokasi, warga juga ikut terprovokasi. Yang terlibat banyak tapi yang kita amankan 8 orang. Namun banyaknya itu banyak yang hanya ikut-ikutan saja," ungkap dia.
Ahmad menyatakan penyidik masih mendalami motif pembakaran Mapolsek Candipuro tersebut.
Termasuk adanya dugaan pembakaran itu dipicu maraknya begal di sekitar lokasi.
"Jadi ini tidak tahu inisiasinya apa, provokasi apa, sebab apa, ini masih ditelusuri," ujar Ahmad.
Ahmad mengakui, rasio jumlah personel dengan penduduk masih timpang di sejumlah Polsek di daerah di seluruh Indonesia.
Hal ini yang kerap membuat Polri kesulitan jika adanya insiden penyerangan.
Personel yang bertugas di Mapolsek Candipuro diketahui hanya berjumlah 19 orang.
Angka itu masih jauh dibandingkan jumlah penduduk sekitar.
"Kita ketahui Personel Polsek itu jumlahnya 19 orang, sedangkan Wilayah Kecamatan Candipuro itu jumlah masyarakatnya kurang lebih di atas 50 ribu ya," kata Ahmad.
Ahmad menuturkan masalah ini tidak hanya terjadi di Polsek Candipuro saja.
Hampir seluruh Polsek-Polsek di Indonesia juga bernasib serupa, yakni rasio personel dan penduduk masih timpang.
"Kalau kita lihat bukan hanya di Lampung saja tapi hampir semua wilayah police ratio itu tidak seimbang antara jumlah penduduk dengan jumlah anggota Polrinya. Artinya dengan jumlah penduduk yang sebanyak 55 ribu itu dengan personel polsek yang 19-20 sehingga Polri rasionya kurang," jelasnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Polsek Candipuro Lampung Selatan Dibakar Massa, Dua Kanit Lari Tunggang Langgang
Kendati demikian, Ahmad menyampaikan Polri selama ini mengakali timpangnya rasio polisi dengan menerapkan pola rayonisasi.
Dia bilang, Polsek satu dengan Polsek lainnya nantinya akan saling membantu jika adanya kejadian mencolok.
"Pola penerapan yang dilakukan Polri adalah pola rayon ya. Jadi pola rayonisasi. Misalnya begini, Polsek Candipuro atau Polsek A kemudian polsek sekitarnya polsek B, C, D. Jadi ketika ada kejadian yang cukup menonjol Polsek Rayon itu bisa membackup. Begitupun juga polres. Jadi kalau ada polres A, B, C, D ketika ada insiden atau kejadian menonjol maka Polres Rayon akan membackup," ungkap dia.
Lebih lanjut, Ahmad memang tak membeberkan secara rinci idealnya jumlah personel di setiap Polsek.
Namun berkaca di Jakarta, setiap Polsek minimal ada 100 personel yang bertugas.
"Itu tergantung tipe dari Polsek. Tentunya tidak sama, ada polsek urban, polsek rural beda ya. Jadi kalau kita bicara Polsek di Jakarta yang jumlahnya di atas 100. Di beberapa daerah ada yang jumlahnya hanya 20 sampai 25 orang. Itu menyesuaikan dari bentuk tipe polsek itu sendiri. Kurangnya personel ini sudah masalah yang sama dari Aceh sampai Papua. Kita masih belum cukup police ratio untuk melengkapi tersebut," pungkasnya. (Tribun Network/bay/rus/igm/wly)