Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Dinas Pertanian, Pangan, dan Kelautan (DPPK) Kabupaten Bantul mengimbau nelayan untuk berhati-hati dan waspada gelombang tinggi.
Hal itu akibat fenomena alam super blood moon, yang membuat gelombang laut tinggi.
Kepala DPPK Kabupaten Bantul, Yus Warseno mengatakan nelayan perlu menyikapi fenomena alam laut tersebut dengan hati-hati.
Ia juga meminta nelayan memperhatikan kondisi arus dan gelombang laut.
"Para nelayan Bantul kami imbau agar menyikapi fenomena alam laut dengan berhati-hati karena itu dapat membahayakan keselamatan nelayan dalam mencari ikan,"katanya, Rabu (26/05/2021).
Baca juga: KLHK Lepasliarkan Elang Laut Dada Putih di Kawasan Hutan Lindung Mangrove Munjang
Ia melanjutkan nelayan di Bantul sudah memahami kondisi laut.
Menurut dia, nelayan sudah mengetahui adanya informasi gelombang tinggi.
Sebab nelayan biasanya mengakses informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Biasanya nelayan kita sudah paham dan tahu kondisi laut kita. Apalagi saat ini ada teknologi, informasi gelombang biasanya dari BMKG,"lanjutnya.
Terpisah, seorang nelayan Pantai Depok, Dardi Nugroho mengungkapkan dirinya dan nelayan di Pantai Depok tidak berani melaut.
Hal itu karena gelombang tinggi, bahkan tinggi gelombang diprediksi mencapai 7 sampai 11 meter.
"Gelombang besar, sampai depan warung tapi masih aman tidak sampai merusak. Memang ini masih berkaitan dengan gerhana bulan, pengaruhnya ombak besar,"katanya.
"Hari ini tidak melaut dulu. Informasinya tinggi gelombang 7 sampai 11 meter, nggak berani (melaut),"sambungnya.
Karena tidak melaut, pemilik sebuah warung makan di Depok itu pun memilih untuk membenahi peralatan.
Ia memperbaiki jaring hingga membersihkan kapal.
"Kemarin kan sudah melaut terus, ya hari ini digunakan untuk membenahi peralatan aja, sambil istirahat. Besok sudah mulai melaut lagi,"ungkapnya. ( Tribunjogja.com )