TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO -- Linda Pravitasari (27) wanita asal Kota Mojokerto, Jawa Timur menjadi korban keganasan ombak Pantai Batu Bengkung Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang
Selain Linda, satu orang lainnya juga mengalami nasib yang sama yaitu Azizah (21), asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keduanya meninggal setelah tergulung ombak pantai tersebut.
Linda tersapu ombak saat berlibur bersama teman-temannya di Pantai Batu Bengkuang.
Sebelum terseret ombak, mereka sempat menaiki bukit batu karang yang berada di pantai tersebut.
Baca juga: Kendarai Motor Tak Pakai Helm, Bayu Tewas Setelah Alami Tabrakan di Jalan Raya Ponorogo - Wonogiri
Bukit tersebut merupakan salah satu spot foto di pantai yang berlokasi di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang itu.
Di sana mereka foto-foto selfie, sebelum akhirnya ombak dari sisi Timur dan Barat menelan mereka.
Dari 6 orang yang terseret, dua diantaranya ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa yakni Linda Pravitasari dan Azizah (21), asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
Satu orang selamat, namun kondisinya kritis. Sedangkan tiga orang, masih belum ditemukan.
Baca juga: Seorang Pemuda Tewas Dikeroyok, Diduga karena Korban Geber-geber Motor
Identitas satu orang yang selamat, namun kondisinya kritis itu adalah Aprilia Dwi Jayanti (23), warga asal Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.
Korban kritis tersebut, awalnya dibawa ke Puskesmas Sitiarjo, kemudian dirujuk ke RS Cakra Husada lalu dibawa menuju ke RSSA Malang.
Kepergian Linda meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya.
Diketahui, keseharian korban bekerja sebagai sales kacamata dan belum menikah.
Linda adalah anak pertama dari pasangan Mustofa Haris dan Maisyaroh warga Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Baca juga: Bocah Berusia 12 Tahun di Banyumas Tewas Diduga Akibat Kecanduan Bermain Game Online
Ibu Maisyaroh masih terpukul telah kehilangan putri tercinta itu.
Dia terlihat begitu sedih berada dibdalam kamar sembari menunggu kedatangan jenazah dari Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang.
"Ya ibunya Linda menangis terus di kamar masih belum bisa ditemui karena anaknya pamit berwisata saat libur kerja bersama tanggal merah namun kita tidak pernah menyangka musibah ini," ucap Nia.
Paman korban, Muhaimin mengatakan, sebelum kejadian itu, korban yang bekerja sebagai sales ini sempat berfoto ceria dan menjadikannya sebagai WhatsApp Story, sekitar pukul 06.04 WIB.
"Iya tadi (Linda) sempat membuat status WhatsApp dan mengirim foto ke adik saya sebelum kejadian itu," terangnya.
Baca juga: Eks Suaminya Tewas Ditembak Polisi Tak Bikin Mama Muda di Payakumbuh Ini Jera Edarkan Narkoba
Niawati Lestari (30) kakak sepupu korban, mengatakan begitu terpukul terkait musibah yang merenggut nyawa anggota keluarganya.
Bahkan, dia masih tidak percaya saat mendapat kabar Linda meninggal terseret ombak di Pantai Batu Bengkung.
"Ya awalnya dapat informasi itu kaget, masih belum percaya kalau (Linda) sudah meninggal," ungkapnya saat ditemui di rumah duka, Rabu (26/5/2021).
Dia menjelaskan berdasarkan informasi korban meninggal akibat terseret ombak hingga ke terhempas ke dalam laut saat berwisata di Pantai Malang.
Korban bareng tetangganya naik mobil dengan enam orang yaitu tiga pria dan tiga wanita dan berangkat dari rumah sekitar pukul 24.00 WIB
Menurut dia, pihak keluarga memperoleh informasi Linda bersama dua orang teman wanita terseret ombak saat swafoto di Pantai Batu Bengkung.
Korban ditemukan dalam kondisi meninggal sedangkan temannya dapat diselematkan meski keadaannya kritis.
Mendapati kabar duka itu pihak keluarga yang bersangkutan bergegas menuju ke lokasi kejadian.
"Disana (Malang) ada tantenya yang mengurus semuanya tadi jenazah masih di RS Syaiful Anwar Malang," terangnya.
Ganasnya Pantai Batu Bengkung
Di sisi lain, Koordinator Pantai Selatan Rescue (PSR), Pireno menerangkan kondisi gelombang di Pantai Bengkung sedang tinggi.
"Gelombang saat ini mencapai 5 sampai 6 meter" terang Pireno.
Pireno meminta para pengunjung benar-benar mengindahkan peraturan larangan mendekati area berbahaya Pantai Bengkung.
Seperti di bukit dan bibir pantai yang memiliki ombak ganas.
"Banyak terpasang papan papan peringatan kami minta wisatawan mematuhi peraturan yang ada," imbaunya
Pireno menerangkan pencarian akan difokuskan di 7 titik teluk yang berada di sekitar Pantai Bengkung.
"Lokasinya di Timur Pantai Ngudel, jaraknya 10 sampai 12 kilometer," ucapnya.
Hingga pencarian dihentikan pada pukul 17:00 tiga korban lainnya yakni Maulana Muhammad Al Faridzi asal Kabupaten Indragiri, Fikri asal Padang Sumatera Barat Padang dan Dimas Reza asal Junrejo Kota Batu belum ditemukan.
Pencarian akan dilanjutkan pada esok hari.
"Gelombang saat ini mencapai 5 sampai 6 meter. Jadi kami fokuskan pencarian di daratan (pinggir pantai)," tutup Pireno.
Bupati Mojokerto Prihatin
Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto begitu prihatin terkait musibah yang menimpa mahasiswa Institut KH Abdul Chalim di Pantai Batu Bengkung, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, Rabu (26/5/2021) sekitar pukul 06.30 WIB.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menyampaikan duka yang mendalam bagi keluarga korban terkait musibah yang menimpa mahasiswa Institut KH Abdul Chalim.
Pihaknya memastikan Pemerintah Daerah bakal memfasilitasi keluarga korban.
"Untuk tindakan lanjut kami akan memfasilitasi apapun yang dibutuhkan dari Kabupaten Mojokerto kami akan menyiapkan seperti mobilitas keluarga korban dan lainnya," ungkapnya saat di tengah di Maha Vihara Mojopahit, Kecamatan Trowulan, Rabu (26/5).
Ikfina mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Polres Mojokerto mengenai penanganan proses pencarian korban yang dilakukan oleh Tim Basarnas dan Polres Malang Kabupaten.
Dia mendapat laporan dari Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto terkait peristiwa yang menimpa mahasiswa Institut KH Abdul Chalim, Kecamatan Pacet yang terseret ombak di Pantai Bengkung, Kabupaten Malang.
Menurut dia, pihaknya akan melakukan berkoordinasi dengan pihak pengelola Institut KH Abdul Chalim mengenai peristiwa tersebut.
Selain itu, Pemerintah Daerah akan mengevaluasi sekaligus imbauan bagi masyarakat Kabupaten Mojokerto agar berlibur di daerah pesisir pantai dalam kondisi cuaca seperti ini.
"Tentunya ini (Mahasiswa) karena sudah dewasa apalagi kegiatan itu bukan berdasarkan dari Institut yang bersangkutan sehingga menjadi tanggung jawab pribadi," ucap Ikfina.
Kapolres Mojokerto, AKBP Dony Aleksander menjelaskan pihaknya telah memperoleh laporan adanya mahasiswa Institut KH Abdul Chalim di Pacet Mojokerto yang mengalami musibah kecelakaan air di Pantai Bengkung, Malang Selatan, Rabu pagi sekitar pukul 06.30 WIB.
"Dari informasi yang kami dapatkan, ada lima orang korban yaitu tiga yang sudah ditemukan dan kita semuanya berduka karena korban yang ditemukan meninggal dan dua dalam proses pencarian," bebernya.
Dony menyebut pihaknya berkoordinasi dengan lintas sektoral Polres Malang Kabupaten yang sudah menerjunkan Tim Sar dan masih terus dilakukan proses pencarian korban. Pihaknya berharap dua korban mahasiswa dari Mojokerto dapat segera ditemukan.
"Rencananya dari hasil kerjasama dan koordinasi kami akan dibentuk posko di lokasi kejadian Pantai Batu Bengkung yang berada di wilayah Kabupaten Malang," tandasnya.
Ditambahkannya, masyarakat diharapkan untuk sementara menunda liburan di pantai apalagi kondisi cuaca yang seperti ini.
"Kami turut berduka cita dan semoga mahasiswa yang kini masih dalam proses pencarian dapat ditemukan," tandasnya.
(Mohammad Romadoni)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sosok Linda Pravitasari, Korban Tewas Tersapu Ombak Pantai Batu Bengkuang yang Sempat Buat Status WA