“Ya kami ke Bali ada kunjungan ke DPRD Tabanan,” katanya.
"Pesawatnya sih tadi on time jam 08.00 WIB, dan jam 08.00 juga sampai Bali on time karena beda selisih waktu," tambahnya.
Diakui oleh Muslikah beberapa fasilitas dari pesawat dari maskapai tersebut tidak beroperasi dengan baik.
"AC tidak menyala, sebelum take off tidak dinyalakan sudah lebih dari setengah jam kami kepanasan,” katanya.
"Kondisi kita banyak di pesawat ya kepanasan kita, setelah take off nyala sih tapi anginya dikit,"paparnya.
Dari awal perjalanan Muslikah mengeluhkan kekecewan terhadap pramugari yang bertugas.
"AC-nya rusak dalam perbaikan kata pramugari, lah kok bisa diputuskan terbang," katanya.
"Akhirnya saya minta kertas untuk komplain sebagai penumpang dan lama sekali tak kunjung datang," ujarnya.
Sampai dirinya rela menulis kekesalan itu di kertas surat skrining Covid-19 genose-nya.
“Saya sampai nulis komplain untuk dikasih ke pihak maskapai di surat Covid saya,” ujarnya.
“Ini fatal, membahayakan dan menyangkut keselamatan, gimana gak kecewa, sepanjang jalan kami kepanasan karena AC yang keluar sangat minim” paparnya.
Bersama rombongannya sepanjang jalan Muslikah mengeluh dan bahkan ada yang mengatakan dari penumpang lain seperti naik angkutan kota.
"Naik pesawat rasa naik angkot, ini serasa naik bus," katanya.
Karena menyangkut nyawa, pihak maskapai harus lebih hati-hati untuk mengambil keputusan terbang dengan pesawat yang tengah diperbaiki.