Meski merupakan undangan terbatas, diskusi itu dihadiri oleh banyak tokoh masyarakat Papua.
Gus Dur juga tidak menggunaan penjagaan yang ketat.
"Meskipun dengan cara perwakilan, tetapi banyak sekali yang datang karena penjagaan tidak ketat,” demikian dikutip dari artikel NU Online berjudul Alasan Gus Dur Ubah Nama Irian Jaya Menjadi Papua.
Gus Dur kemudian mempersilakan siapa pun yang hadir pada malam itu untuk memberikan pendapat.
Semua pendapat, baik yang mendukung kemerdekaan Papua, hingga yang memuji pemerintah didengarkan oleh Gus Dur.
Setelah mendengarkan aspirasi masyarakat Papua, Gus Dur kemudian memutuskan untuk mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua.
Alasan Gus Dur, nama Irian memiliki makna yang jelek.
Sebab dalam bahasa Arab kata Irian berarti telanjang (Urryan).
Gus Dur juga beralasan bahwa dalam kebudayaan Jawa penggantian nama seorang anak dilakukan jika sang anak sakit-sakitan.
“Biasanya sih namanya Slamet. Tapi saya sekarang ganti Irian Jaya menjadi Papua,” kata Gus Dur saat itu.
Sebagaimana diketahui, Gus Dur percaya dialog adalah pendekatan paling tepat untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Papua.
Duduk bersama, saling menghormati dan mau mendengar pendapat masing-masing, dianggapnya lebih cocok ketimbang angkat bedil, seperti yang terjadi dengan KKB Papua sekarang ini.
Sayangnya, upaya awal pendekatan kemanusiaan terhadap konflik ini tidak berlanjut setelah masa kepresidenan Gus Dur berakhir.
Artikel ini telah tayang di intisari.grid.id dengan judul Gus Dur Selesaikan Konflik Papua Tanpa Bedil, Banyak Tokoh Masyarakat Papua Termasuk Pihak Papua Merdeka Hadiri Undangan Gus Dur pada 1999