TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Warga Kabupaten Kampar Provinsi Riau digemparkan dengan penemuan mayat seorang wanita dikubur dekat septic tank.
Wanita yang hamil 7 bulan itu diduga diduga korban pembunuhan.
Warga sekitaran Perumahan Griya Sakti, Jalan Garuda Sakti, Km 9, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, ini telah dicari suaminya selama beberapa hari karena hilang mendadak.
Mayat Siti Hamidah ditemukan warga pada Selasa (8/6/2021) lalu.
Berikut fakta-fakta dan kronologinya seperti dirangkum Tribunnews.com, Sabtu (12/6/2021):
1. Dicari warga
Pelaku pembunuhan Siti Hamidah masih diselidiki polisi.
Babinsa Koramil 16/Tapung, Pelda I Ketut Suka, Rabu (9/6/2021) mengungkapkan masyarakat dan kerabat korban sempat melakukan pencarian terhadap korban yang diduga menghilang waktu itu.
Keberadaan Siti Hamidah tidak diketahui keluarga sejak 21 Mei 2021 lalu.
Ia mengungkapkan jika suami korban yang bernama Alek sempat memberitahukan kepada masyarakat sekitar rumahnya dan kerabat tentang hilangnya istrinya yang bernama Siti Amidah.
"Kita juga sempat mendapat keterangan dari tetangga di komplek Perumahan Griya Sakti bernama Juned bahwa dirinya sempat dimintai tolong oleh suami korban untuk menggali septic tank didepan rumahnya yang diduga mengalami tersumbat," ujarnya.
Ia menceritakan dari keterangan Juned, yang bersangkutan kerja menggali septic tank sedalam 3 meter pada 22 Mei 2021 lalu.
Setelah selesai menggali lubang kemudian Juned diminta oleh Alek untuk membeli nasi, setelah pulang dari membeli nasi Juned melihat lubang yang digalinya sudah ditutup kembali.
"Kita kemarin ikut melakukan penggalian dilokasi dan ditemukan ada mayat korban didalam galian tersebut," ungkapnya.
Baca juga: Kronologi Hubungan Terlarang Kakak Adik di Bekasi, Tinggal Satu Kosan, Si Adik Lahirkan Bayi
2. Kata tetangga
Sementara itu, tetangga korban bernama Hamid bercerita bahwa tempat tinggal korban dengan suaminya di Perumahan Griya Sakti Desa Karya Indah merupakan rumah kontrakan.
Suami bersama korban tinggal mengontrak dirumah tersebut.
"Kita sudah lama tidak nampak pemilik rumah tersebut semenjak rumahnya di kontrakkan," ungkapnya.
Di lokasi tempat penemuan mayat tersebut terlihat sekeliling rumah sudah dibatasi Police Line.
Dari luar pagar rumah tampak pintu depan rumah terbuka, hanya tertutup oleh pintu terali besi.
Sementara lokasi penggalian penemuan mayat tampak ditutupi selembar karpet berwarna merah.
Kondisi rumah terlihat kosong dan tidak dihuni, tiada aktifitas tampak dirumah tempat lokasi penemuan mayat tersebut.
3. Hasil autopsi
Hasil autopsi atau bedah mayat, akhirnya mengungkap penyebab kematian dari Siti Hamidah (32).
Temuan mayat Siti Hamidah, pertama kali karena adanya kecurigaan pihak keluarga dan masyarakat di sekitar lokasi, yang mencium aroma busuk.
Apalagi, Siti Hamidah diketahui menghilang sudah sejak 21 Mei 2021 lalu. Tak diketahui di mana keberadaannya.
Lubang bekas galian septic tank itu lalu digali, dan mulai kelihatan ada bagian tubuh manusia.
Tak lama, tampaklah mayat perempuan, yang masih mengenakan pakaian lengkap. Ternyata dia adalah Siti Hamidah yang selama ini menghilang.
Mayat Siti Hamidah selanjutnya dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Riau guna dilakukan proses autopsi.
Dugaan awal, dia mati secara tidak wajar dan merupakan korban pembunuhan.
Karumkit Bhayangkara Pekanbaru Polda Riau, Akbp drg. Agung H. Wijanarko, Sp.BM menerangkan, pihaknya menerima jenazah korban tiba pada Selasa kemarin sekitar pukul 16.00 WIB.
"Diduga korban tindak pidana kejahatan. Kita sudah lakukan autopsi dengan tim RS Bhayangkara dan Forensic Medicolegal," paparnya.
4. Kondisi mayat
Sementara itu, Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Riau, Kompol Supriyanto, menyampaikan hasil autopsi dari mayat korban.
"Ini sesuai permintaan penyidik dari Polsek Tapung," ungkapnya.
Dari fakta pemeriksaan diterangkan Kompol Supriyanto, ditemukan tubuh korban penuh pasir dan masih menggunakan pakaian.
"Dari fakta pemeriksaan autopsi, kami menemukan adanya suatu indikasi ketidakwajaran terhadap kematiannya. Secara spesifik saya tidak bisa menjelaskan. Yang jelas bahwa dari fakta pemeriksaan kita meyakini adanya suatu dugaan tindak pidana," urainya.
"Yang mana dari hasil pemeriksaan kita temukan ada kekerasan tumpul pada daerah leher. Spesifik saya tidak bisa menjelaskan karena ini nanti sambil menunggu proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Polres Kampar dan Ditreskrimum Polda Riau," sambung dia lagi.
Selanjutnya kata Supriyanto, untuk memastikan terkait informasi korban sedang hamil, pihaknya juga memeriksa rahim korban.
Hasilnya memang benar, ditemukan satu janin dengan berat 440 gram, panjang 15 centimeter, dan perkiraan usia janin dalam kandungan, adalah 24 minggu.
"Jadi dua-duanya (baik korban dan janin) sudah dalam keadaan meninggal," paparnya.
Sementara itu, diperkirakan sebelum ditemukan diautopsi, korban sudah meninggal dunia sekira 8 sampai 21 hari.
"Karena ini di tanah, maka proses pembusukannya jadi melambat. Kalau di udara terbuka, baru biasanya lebih cepat. Karena dia di tanah, sesuai dengan teori yang kita pahami itu sekira 8-21 hari," beber Kompol Supriyanto.
Ia menambahkan, selesai proses autopsi, jenazah korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga malam tadi, didampingi penyidik polisi dan personel Bhabinkamtibmas Polsek Tapung.
Jenazah korban langsung dimakamkan malam itu juga di pemakaman Jalan Garuda Sakti, Km 7, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar.
5. Pelaku diburu
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Teddy Ristiawan menyampaikan, proses perburuan terhadap pelaku pembunuhan, hingga kini masih dilakukan.
"Belum (tertangkap). Mohon doanya ya," kata Kombes Teddy.
Kepada pihak kepolisian, Tribunpekanbaru.com mencoba menanyakan perihal indikasi terduga pelaku mengarah ke orang terdekat korban.
Mengingat adanya sejumlah kecurigaan dari pihak keluarga korban dan pihak lainnya.
"Saya nggak bisa menjelaskan terlalu detail karena itu termasuk teknis penyidikan. Nanti kalo sudah tersangka tertangkap saya buka seterang-terangnya," beber Kombes Pol Teddy Ristiawan.
Ia menyampaikan, jajaran masih fokus melakukan pengejaran di lapangan.
Pengejaran sudah dimulai sejak hari ditemukannya mayat korban.
"Doakan saja segera cepat tertangkap (pelakunya)," sebut Kombes Teddy.
6. Suami kedua
Siti Nurhasanah, adik kandung korban menceritakan, jika korban ini menikah dengan seorang pria dan merupakan suami keduanya.
Korban mulai hilang sejak tanggal 21 Mei 2021. Sehingga dipastikan, pada 22 Mei 2021 korban sudah tidak berada di rumah.
"Kata suaminya, kakak kami pergi dari rumah sama laki-laki," kata Siti Nurhasanah mengisahkan, dengan nada suara tertahan.
Selama hilang itu ia dan anggota keluarga lainnya berupaya mencari keberadaan korban. Bahkan suami korban, ketika itu ikut mencari juga.
Namun usaha mereka tak membuahkan hasil, korban tak kunjung diketahui rimbanya.
"Selama 3 hari malamnya, pas tidur kami mimpi tidak enak. Perasaan kakak (korban) itu minta tolong, tapi diam aja," tuturnya.
Lanjutnya, pihak keluarga sempat curiga dengan suami korban.
Lantaran suami korban pergi pulang kampung, dengan alasan orangtuanya sakit, dan tidak mau menitipkan kunci rumah ke keluarga.
"Karena 3 malam mimpi yang tidak enak kami geledah di rumah (korban) itu. Pas udah selesai geledah rumah, tidak ada apa-apa. Pas sudah pulang, kakak saya dicegat sama anggota (suami korban). Katanya, dia pernah disuruh gali (lubang) di dekat septic tank, dengan alasan septic tank tersumbat," urai Siti Nurhasanah.
Namun anehnya, ketika sudah selesai digali, lubang itu malah ditutup lagi dengan tanah oleh suami korban.
"Waktu itu (selesai menggali) anggotanya pergi mandi. Pas balik dilihat sudah tertimbun lagi. Kata suami kakak saya itu, septic tank sudah tidak tersumbat. (Dari keterangan anggota suami korban), disitu kami curiga," jelasnya.
Alhasil, pihak keluarga korban datang lagi ke rumah korban.
Dengan disaksikan RT dan RW setempat, serta aparat kepolisian dan lain-lain, lubang itu pun digali.
Alangkah kagetnya pihak keluarga saat mengetahui, ternyata di dalamnya ada mayat korban.
"Yang kami sakit hati, kakak kami difitnah, kakak kami pergi sama laki-laki, sementara kakak kami dalam kondisi hamil besar," urai Siti Nurhasanah lagi.
Ia menerangkan, memang banyak menemukan kejanggalan, terlebih saat korban hilang tak tahu di mana keberadaannya.
"Pernikahan belum 1 tahun. Ternyata sejak kakak hilang, suaminya itu minta ditemani anggotanya kalau tidur, tidak berani sendiri," sebutnya.