TRIBUNNEWS.COM - Kejadian keracunan massal terjadi di Kabupaten Badung, Bali pada Jumat (11/6/2021).
Diketahui yang menjadi korbannya adalah narapidana wanita yang berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
Akibat insiden ini, 20 orang dilarikan ke rumah sakit dan 1 orang napi dilaporkan tewas.
Kepala Lapas (Kalapas) Perempuan Kelas II A Kerobokan, Lili membenarkan kejadian ini.
Ia pun menerangkan kronologis kejadian ini yang mengakibatkan 1 Warga Binaaan Pemasyarakatan (WBP) meninggal dunia.
Baca juga: 3 Orang Keracunan, 1 di Antaranya Tewas, Berawal saat Anak Tak Bisa Bedakan Umbi Gembolo dan Gadung
"Bermula hari Kamis pagi kemarin beberapa WBP ke klinik menyampaikan sakit perut. Dokter lapas menyampaikan ke kami ada WBP mengeluh sakit perut dan muntah-muntah. Dokter lapas pun curiga."
"Lalu jam 1 siang ada beberapa WBP kembali ke dokter, mereka mengaku minum disinfektan dicampur dengan sari buah rasa jeruk," ungkapnya kepada Tribun Bali di Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan, Jumat.
Mendengar pengakuan itu, pihaknya pun langsung mengambil tindakan, membawa para WBP itu ke RS Sanglah untuk mendapat perawatan.
"Awalnya ada 4 orang yang kami bawa ke Rumah Sakit Sanglah. Kami bawa sekitar jam 13.15 Wita untuk cepat ditindaklanjuti. Malam harinya, dari 4 orang itu, 2 kondisinya menurun, kritis dan tadi jam 5 subuh, 1 orang meninggal," terang Lili.
Dengan adanya 1 orang yang meninggal, kata Lili, para WBP yang di lapas pun resah dan akhirnya mengaku ikut minum cairan oplosan itu. Berselang kemudian, beberapa WBP pun mulai mengeluh sesak nafas.
"Jumat jam 4 pagi ada 4 orang WBP mengeluh dan kami langsung bawa ke RS Sanglah. Setelah itu kami ke blok menanyakan apakah ada dari mereka yang sakit lagi. Ternyata ada lagi yang mengeluh sesak nafas, mereka mengaku ikut minum oplosan yang diberikan warga binaan lainnya. Ada 11 orang yang kami bawa ke rumah sakit," jelasnya.
Baca juga: Keracunan Bocornya Pipa Gas Pabrik di Karawang, Polisi Olah TKP, Tiga Saksi Diperiksa
Tak berhenti sampai di sana, petugas lapas terus melakukan pengecekan dan menanyakan kembali WBP lainnya. Benar saja, ada lagi warga binaan yang kembali mengeluh sesak nafas.
"Berlanjut kami terus tanya ke warga binaan, apakah masih ada yang ikut minum. Ternyata jam 10.45 pagi, ada lagi yang mengeluh dadanya panas. Kami bawa lagi ke RS Sanglah. Jadi total ada 21 warga binaan yang kami bawa ke RS Sanglah, dan 1 yang meninggal pagi tadi," ungkap Lili.
"Napi yang meninggal inisialnya RT asal Jakarta usai 25 tahun. Kasusnya narkotik, dia dipidana 5 tahun penjara, dan sudah menjalani penahanan 2 tahun. Kami juga sudah informasi ke pihak keluarga," imbuh Lili.