Di wilayahnya, ada sekitar tiga RW yang terdampak, dengan jumlah warga mencapai 625 Kepala Keluarga (KK).
"Warga saya mengalami krisis air bersih karena airnya berwarna hitam kebiru-biruan.
Ketika sampelnya kemarin diambil dari pihak Pertamina, lalu Pak Lurah menginstruksikan kepada saya agar tidak dikonsumsi dulu hingga ada penyedotan massal. Jadi, setiap sumur itu akan disedot," jelasnya.
Pertamina saat ini tengah membantu distribusi makanan dan dari pihak BPBD berupa air bersih serta pembagian masker secara gratis.
Sobirun menambahkan, ada tiga RW di wilayahnya yang terdampak kebakaran tersebut. Yakni, RW 8, 9, dan 13.
"Warganya sekitar 625 KK, tiga RW satu lingkungan di Ring 1. Karena di sini yang terdampak paling parah, udaranya kesini," jelasnya.
Baca juga: Pantau Langsung, Dirut Pertamina Pastikan Operasional dan Layanan Kilang Cilacap Tidak Terganggu
Dia menjelaskan, saat hujan turun, warga tidak ada yang sempat menutup sumur.
Padahal, warga Kutawaru sangat bergantung pada sumber air sumur dan tadah hujan.
Sudiono, petugas BPBD Cilacap, mengatakan, seluruh RW di Kelurahan Kutawaru terdampak asap kebakaran.
"Begitu air sumur hitam, itu langsung ditangani Pertamina. Kalau yang sumur, langsung di kuras untuk membuang air yang bercampur sama sisa asap yang terbawa air hujan, karena di sini rata-rata tadah hujan," katanya. (Tribunbanyumas/jti)
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Air Sumur Warga Cigintung Cilacap Menghitam, Diduga Dampak Kebakaran Kilang Minyak Milik Pertamina