TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Kecelakaan kapal penyeberangan terjadi di lintas Banyuwangi - Gilimanuk, Bali.
KMP Yunice tenggelam dengan mambawa 56 orang, termasuk 15 anak buah kapal (ABK).
Sebanyak enam orang meninggal dunia dan delapan orang diperkirakan hilang dan belum diketahui nasibnya.
Sementara 41 orang korban selamat kapal Yunicee tenggelam yang sudah dievakuasi dan dibawa ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Dua korban selamat KMP Yunicee yang tenggelam di Selat Bali, menceritakan suasana detik-detik kapal hendak tenggelam, Selasa malam (29/6/2021).
Baca juga: Tim SAR Masih Bekerja Evakuasi Korban Tenggelamnya Kapal KMP Yunicee di Pelabuhan Gilimanuk Bali
Kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk tersebut sedianya hendak sandar ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Saat itu banyak penumpang panik karena tidak ada pemberitahuan atau peringatan bahwa kapal akan tenggelam.
Hal ini dialami Taufik, warga Kabupaten Jember yang hendak ke Denpasar, Bali.
"Saat itu orang-orang bingung karena tidak ada peringatan apapun. Seperti sirine atau apa tidak ada. Saya hanya melihat petugasnya lari-lari," kata Taufik.
Banyak penumpang panik karena kapal tiba-tiba terus miring ke kiri dan akhirnya terbalik.
"Saya mendengar orang berteriak pakai pelampung. Saya cari di lemari tapi tidak bisa dibuka oleh petugasnya.
Baca juga: Sosok Panglima Kolinlamil Baru Laksda TNI Arsyad Abdullah yang Banyak Berkecimpung di Kapal Perang
Saya tendang saja lemarinya akhirnya bisa dibuka dan saya dapat pelampung," tutur Taufik.
"Saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya selamat," imbuhnya.
Kapal terus miring ke kiri hingga akhirnya Taufik memberanikan diri untuk keluar dari kapal.