"Memang akhir-akhir ini kasus naik signifikan," ujarnya, Jumat (2/7/2021).
Lebih lanjut, dr Makhyan menjelaskan, menumpuknya jenazah disebabkan karena pasien terlambat datang ke RS.
Sehingga saat tiba di RS, Kondisi pasien sudah memburuk.
Hal itu menyulitkan tenaga medis dalam melakukan penanganan terhadap pasien.
Baca juga: Viral Video Warga Rebut Jenazah Covid-19 dari Petugas Pemakaman, Peti Mati Dibongkar Paksa
"Banyak pasien yang datang ke rumah sakit dengan kondisi saturasi yang sudah jelek, sehingga banyak yang meninggal di IGD," bebernya.
Menindaklanjuti hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memutuskan untuk memperluas ruang isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala hingga gejala ringan.
"Saat ini kami memperluas ruang isolasi, saat ini kita punya Asrama Haji dan BPWS yang bisa menampung pasien positif tanpa gejala atau gejala ringan."
"Ini adalah upaya yang telah kami lakukan," imbuhnya.
Buka lowongan relawan
Akibat meningkatnya kasus Covid-19 dan potensi tingkat kematian yang tinggi, pihak RSUD Dr Soetomo membuka lowongan relawan.
Diberitakan Surya.co.id, Kepala PKRS dan Humas RSUD Dr Soetomo, Dr Pesta Parulian menuturkan, pihaknya membuka lowongan 15 relawan transporter dan pemulasaran jenazah.
"Ini upaya kami memberikan pelayanan jenazah yang layak di mana peran pemulasaran dan transporter jenazah sangat diperlukan," ujarnya, Kamis.
Dr Pesta merinci syarat bagi relawan yang ingin mendaftar, di antaranya laki-laki, sehat jasmani dan rohani, usia maksimal 35 tahun, dan pendidikan minimal SMA sederajat.
"Kepada calon relawan yang berminat dan memenuhi kriteria akan diberikan pelatihan dasar pemulasaran dan transporter jenazah penyakit menular, hingga aman bagi yang bersangkutan dan orang di sekitarnya," paparnya.
Baca juga: Jenazah Pasien Covid-19 Menumpuk, Pemkot Bekasi Tambah 4 Tempat Pemulasaran