TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Sempat ditolak dua rumah sakit yang telah kelebihan pasien, seorang wanita di Kota Bandung, Jawa Barat, meninggal saat berada di dalam mobil taksi online.
Wanita malang tersebut adalah K (57) seorang pedagang nasi kuning warga warga Kelurahan Pakemitan Kecamatan Cinambo Kota Bandung.
Kokom mengembuskan nafas terakhirnya di dalam mobil taksi online yang sedang mengantarkannya ke rumah sakit setelah dirujuk dari Puskesmas Cijambe, Kamis (8/7/2021).
Peristiwa itu sebelumnya diketahui lewat postingan di media sosial yang viral, seorang driver taksi online menceritakan mengantar suami, ibu dan anak ke rumah sakit dari Puskesmas Cijambe.
Baca juga: Tekan Angka Kematian Covid-19, Pemerintah Tambah Jumlah Nakes dan Faskes
Rumah sakit yang didatangi salah satunya RS Hermina di Jalan AH Nasution. Namun penuh.
Setelah itu, K yang dikenal sebagai penjual nasi kuning itu, dibawa ke RS Al Islam di Jalan Soekarno-Hatta, juga penuh.
Saat ditelusuri, perempuan yang meninggal itu bernama Kokom (57),
Saat itu, kondisi istrinya terlihat oleh Agus, kritis. Dia tidak sempat mencari ambulans, cara paling cepat dengan memesan taksi online. Anaknya, memesankan taksi online.
"Iya kemarin. Sakit lambung. Kemarin dirujuk dari Puskesmas Cijambe ke RS Hermina dulu, tapi penuh.
Baca juga: Di Inggris Vaksin Terbukti Mampu Cegah Resiko Dirawat dan Meninggal Akibat Covid-19
Lalu ke RS Al Islam, penuh juga," ujar A (57), suami mendiang Kokom, di kediamannya, Jumat (9/7/2021).
Saat RS Hermina dan RS Al Islam yang didatanginya penuh, dia meminta driver taksi online itu untuk mengofflinekan layanannya.
Kemudian, mereka pergi menuju ke RS Santosa.
Baca juga: Soroti Masuknya WNA, Legislator PKS Bilang Kartu Vaksin Bukan Jaminan Aman Covid-19
"Pas Adzan Dzuhur ke RS Santosa, tapi jalan banyak ditutup, Kata driver online-nya, harus keliling ke Jalan Asia Afrika tapi ditutup, bakal lebih lama.
Nah sekira pukul 12.30, istri saya lahun, sudah enggak ada, saya enggak sadar, ya Allah.
Saya bilang ke anak, si mamah sudah enggak ada," kata Agus yang berprofesi sebagai penjual baso tahu ini.
Saat itu, di titik jalan yang ditutup, sepenglihatannya tidak ada petugas yang menjaga.
Baca juga: Terapkan Aturan untuk Kurangi Covid-19, Inggris Punya Daftar Negara Red, Amber dan Green List
Sehingga, dia dan sopir taksi online itu tidak bisa berbuat banyak selain memutar haluan.
"Kalau ambulan mah kan ada sirinenya, bisa ngebut, kalau kemarin kan pakai driver online.
Saya sampai terharu sama driver onlinenya, nganter kemana-mana bahkan sampai diantar ke rumah, saya bayar ongkosnya tidak diterima," ucap Agus.
Saat itu, di tengah kekalutan, dia berserah diri dan pasrah.
"Saat di mobil saya berpikir, kalau sudah waktunya, karena penyakit dan sehat hanya punya Allah, berarti sampai disini sehatnya, sampai disini usianya," ujar dia.
Sekira pukul 16.00, Kokom penjual nasi kuning dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Nagrog. (Cipta Permana)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Saat Kritis, Penjual Nasi Kuning di Bandung Meninggal di Taksi Online, Datangi Dua RS Tapi Penuh