Rasa syukur juga diungkapkan warga bernama Muzakir, warga RT08 RW10 Griyan, Pajang, Laweyan, Solo.
Rumahnya yang dulu serba pas-pasan, kini menjadi nyaman ditinggali.
Ditemui Tribunnews.com, Muzakir mengakui dahulu tempat tinggalnya memang tak sebagus setelah mendapat sentuhan bapak-bapak tentara Kodim Solo.
Sembari berjalan, ia bercerita bahwa pintu dan jendela yang ada sekarang tak seperi dulu kala.
Begitu juga dengan tembok reyot dan atap yang selelu bocor diguyur hujan.
Pintu dan atap pun hanya terbuat dari seng di rumah seluas 21 meter persegi.
Satu lagi kondisi memprihatinkannya selama hidup serba pas-pasan adalah tak punya tempat Mandi Cuci Kakus (MCK).
“Sebelum ada MCK, dulu pakai WC umum di kampung. Lumayan jauh kira-kira jaraknya sekitar 200 meter. Jadi menahan dulu dan jalan jauh kalau mau MCK,” ujarnya.
Bersama istri dan ketiga anaknya, Muzakir harus rela bertahan dengan kondisi itu selama 15 tahun karena tidak cukup biaya melakukan renovasi.
Apalagi pekerjaannya sebagai petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) hanya cukup untuk menanggung hidup keempat anggota keluarga.
Sampai pada akhirnya Muzakir terpilih sebagai warga penerima renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dalam program TMMD ke-111 Kodim Solo.
Awalnya ia mendapat tawaran renovasi rumah dari perangkat kelurahan. Dengan mengumpulkan sejumlah persyaratan, rumahnya lolos dalam syarat renovasi rumah.
Proses pengerjaan hanya dua pekan, yakni mulai 1 Juni 2021 hingga 15 Juni 2021.
"Jadi saya sangat berterima kasih kepada tentara yang membantu, sekarang jadi kerasan MCK di rumah," kata Muzakir kemudian tersenyum.