TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Hingga Kamis (15/7/2021) malam, sebanyak tujuh orang dilaporkan meninggal dunia akibat tenggelamnya kapal dihantam cuaca buruk di wilayah perairan Kalimantan Barat, Selasa (13/7/2021) dan Rabu (14/7/2021).
Sementara itu sebanyak 49 awak kapal masih dalam pencarian.
Setidaknya tercatat total 14 kapal dilaporkan tenggelam, yang terdiri dari 12 kapal ikan dan dua kapal tugboat.
Peristiwa itu terjadi di tiga lokasi berbeda, yaitu di Muara Jungkat, Muara Kubu, dan Muara Pemangkat.
Terdapat sembilan kapal mengalami kecelakaan di Muara Jungkat. Kemudian, tiga kapal di Muara Pemangkat, sedangkan dua lainnya di Muara Kubu.
Kepala Kantor SAR Pontianak, Yopi Haryadi, menyampaikan telah terjadi peristiwa kapal tenggelam pada waktu yang hampir bersamaan.
Penyebab tenggelamnya kapal lantaran akibat cuaca buruk.
Ia mengatakan, akibat dari peristiwa tersebut terdapat total keseluruhan sebanyak 136 Person on Boat (POB).
Sebanyak 80 orang selamat, tujuh meninggal dunia, sedangkan 49 lainnya masih dalam pencarian. Pihaknya pun hingga saat ini terus melakukan pencarian.
"Fokus pencarian kami saat ini untuk menemukan masing-masing awak pada dua kapal tersebut. Untuk pencarian KM Bersama IV kami memberangkatkan satu tim rescue pos SAR Sintete, sedangkan untuk KM Haidan dilakukan pencarian oleh tim rescue Kantor SAR Pontianak. Masing-masing tim rescue dibantu dengan unsur terkait dan potensi SAR," ujarnya.
Pada pencarian ini yang terlibat di antaranya, Tim Rescue Kansar Pontianak, Pol Air Muara Jungkat, KPLP Pontianak, Lantamal XII Kalbar, KKP Pontianak, PSDKP Pontianak, Beacukai Pontianak, PT. Pertamina.
Kepala Seksi (Kasi) Ops dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak, Eryk Subaryanto, sebelumnya menjelaskan pihaknya berhasil menemukan dua korban kecelakaan kapal dalam operasi SAR, pada Kamis, 15 Juli 2021.
"Kami menangani 14 kejadian dari 3 lokasi, yang pertama Muara Jungkat, Muara Kubu, dan Perairan Muara Pemangkat," kata Eryk Subaryanto.
Satu korban yang berhasil ditemukan dalam operasi SAR telah diserahkan kepada keluarga. Sedangkan, satu korban lainnya diserahkan ke DVI untuk proses identifikasi.
Hingga saat ini, kata Eryk, ada 51 korban lain yang masih dalam pencarian.
Dijelaskan, total 14 kapal yang mengalami kecelakaan terdiri dari 12 kapal ikan, dan dua kapal penarik.
Dari hasil pencarian, telah ditemukan enam korban selamat yang sudah dievakuasi ke posko. Korban selamat tersebut merupakan anak buah kapal Anita Jaya dari Jakarta.
"Kebetulan kapal ini adalah kapal dari Jakarta sehingga sampai dengan saat ini masih terus berkoordinasi dengan pihak keagenan untuk proses enam orang ini. Sampai proses selanjutnya sampai dengan mereka kembali ke Jakarta," kata Eryk.
Eryk mengatakan, sesuai prosedur operasi SAR akan dilaksanakan selama tujuh hari.
Baca juga: Kapal Terhempas Ombak di Perairan Jayanti, Satu Warga Cirebon Tewas dan Seorang Lagi Hilang
Jika dalam 7 hari tersebut masih ditemukan tanda-tanda korban maka akan dilakukan evaluasi dari seluruh unsur.
"Unsur gabungan, pihak agen, dan keluarga korban. Setelah evaluasi operasi SAR bisa diperpanjang," kata Eryk.
Identifikasi Korban
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, AKBP drg Joseph Ginting, menyampaikan, korban meninggal dunia yang tidak memiliki tanda pengenal akan dilakukan identifikasi.
"RS Bhayangkara sudah memiliki kompartemen kedokteran kepolisian untuk membantu identifikasi korban. Saat ini, satu korban jiwa sedang diidentifikasi oleh tim," katanya.
Ginting mengatakan bahwa post mortem dan ante mortem akan dipusatkan di RS Bhayangkara. Ia menambahkan, pihak keluarga akan diwawancara dan dimintai keterangan.
"Yang pasti pihak keluarga membawa kartu keluarga, kartu pengenal, foto, atau properti korban," tuturnya.
Sementara itu, posko identifikasi untuk keluarga korban akan dibuka selama jam kerja. Ginting menjelaskan bahwa posko tersebut mungkin akan dibuka lebih lama.
"Kita lihat dulu, kalau ternyata korban meninggal sebanyak korban yang hilang, akan kita perpanjang jam bukanya," jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Mempawah AKBP Fauzan Sukmawansyah, melalui Kapolsek Mempawah Timur, Ipda Ria Iskandar mengungkapkan, cuaca ekstrem yang terjadi sekitar 13-14 Juli kemarin mengakibatkan beberapa kapal mengalami kecelakaan.
Dari kecelakaan tersebut, beberapa awak kapal masih ada yang dinyatakan hilang dan masih dilakukan pencarian.
"Memang benar ada beberapa nelayan yang terdampar di wilayah kita Mempawah Timur. Yang pertama yakni di Desa Parit Banjar satu orang, dan diselamatkan oleh warga, kemudian ditemukan lagi rekannya di Desa Bakau Kecil atau Senggiring 4 orang," ungkapnya.
"Juga ada ditemukan tiga orang lagi, sesuai data terakhir kemarin masih berada di Pulau Temajo karena cuaca ekstrem. Satu dari ketiga tersebut merupakan warga Mempawah Timur, Desa Pasir Wan Salim, atau nama Nasirin," jelas Kapolsek.
Dari data sementara yang diketahui oleh Kapolsek untuk saat ini sudah delapan orang yang ditemukan.
"Sudah ada 8 orang yang ditemukan, dan semua selamat, yakni terdiri dari satu orang warga Mempawah Timur, dua orang warga Pemangkat (Sambas), lima orang dari Pontianak," jelasnya
Kata Kapolsek, data nama yang sudah ditemukan yakni, Takdir, Maslan, Elia, Juliming, Asian Bara Yono warga Pontianak dari awak KM Haiden Mina Jaya 188.
Baca juga: Jenazah Tukang Pijat asal Banyuwangi yang Tumpangi Kapal Yunicee Ditemukan, 16 Orang Masih Hilang
Kemudian, Nasirin warga Pasir Wan Salim, Kecamatan Mempawah Timur, lalu Ikbal dan Agus warga Pemangkat Sambas dari awak KM Rimba.
Setelah itu, Kapolsek menegaskan untuk sampai sekarang khususnya warga Mempawah Timur tidak ada lagi yang diinformasikan hilang.
"Hanya satu saja yakni Pak Nasirin yang warga Mempawah Timur, selebihnya nihil," ungkapnya.
Akan tetapi, kata Kapolsek, berdasarkan informasi dari lima orang awak KM Haiden Mina Jaya 188, masih ada empat orang rekannya yang belum ditemukan.
"Informasi terakhir tadi malam yang kita peroleh dari 5 orang tersebut menyatakan masih ada 4 orang rekannya yang belum tau saat ini keberadaanya," katanya.
Dikatakan Kapolsek juga proses pencarian memang dilakukan secara bersama-sama, baik dari Basarnas, Polair, dan warga setempat.
"Antusias masyarakat Mempawah Timur juga sangat luarbiasa, bahkan mereka rela meminjamkan Kapalnya untuk proses pencarian," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul 49 Awak Kapal Hilang di Perairan Kalbar, Tujuh Orang Dilaporkan Meninggal Dunia