Kemudian, pasien SS dianjurkan untuk menjalani isolasi mandiri di sebuah gubuk tanpa listrik di Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Toba.
Dalam menjalani isolasi mandiri, semua kebutuhan pasien SS telah disediakan.
Baca juga: Viral Pasien Isoman Covid-19 di Kabupaten Toba Diduga Dianiaya Warga, DPR: Ini Kesalahan Kasatgasnya
Di antaranya seperti beras, sembako dan lain sebagainya, selama 14 hari ke depan.
Namun, pada Rabu (21/7/2021), pasien SS pergi dari tempat isolasi dan pulang ke rumahnya.
"Pada hari Rabu saat saudara SS menjalani isolasi, dia keluar dari tempat isolasi mandirinya dan pulang ke rumahnya."
"Dia menemui istri, anak dan orang tuanya yang sudah renta berumur 74 tahun," kata Hadi, dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (25/7/2021).
Saat itu, istri dan orang tua pasien membujuk agar SS kembali menjalani isolasi mandiri dengan baik dan sabar.
Namun, pasien SS menghiraukan ucapan keluarganya dan justru mengaku tidak terkena Covid-19.
Kemudian, pasien SS berusaha memeluk setiap orang yang berpapasan dengannya, bahkan meludahi.
"Yang bersangkutan mengatakan 'saya tidak terkena Covid, tidak ada Covid', setiap berpapasan dengan orang dan keluarganya berusaha memeluk."
"Bahkan berusaha meludah ke tangan dan ditempel kemana-mana, itu berdasarkan keterangan yang disampaikan Bapak Kepala Desa, yang memang berada di lokasi saat kejadian," kata Hadi.
Hadi melanjutkan, keluarga dengan dibantu warga sekitar akhirnya berusaha untuk menenangkan dan membujuk pasien SS.
Baca juga: Dituduh Ingin Tulari Warga, Pasien Covid-19 Dianiaya, Padahal Korban Depresi Saat Isolasi Mandiri
Baca juga: Kronologi Pasien Covid-19 di Sumut Dikeroyok Warga Karena Ditolak Isoman di Rumah
Namun, upaya tersebut terus ditolak pasien hingga akhirnya mereka melakukan tindakan seperti dalam video yang viral di media sosial.
Kendati demikian, Hadi menegaskan, keluarga dan warga yang ada dalam video tersebut tidak bermaksud untuk menyakiti.
"Tindakan yg dilakukan itu adalah upaya untuk mengamankan yang bersangkutan karena sudah dinyatakan terpapar dengan peralatan seadanya."
"Keluarga dibantu warga untuk mengamankan, keterangan dari kepala desa dan keluarga pun tidak bermaksud menyakiti atau melakukan tindakan kekerasan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana, Tribun-Medan.com/Maurits Pardosi)