Hal itu diungkapkan, dr Deedee Henukh, dokter dari puskesmas tersebut.
"Potongan tulang manusia yang ditemukan tidak utuh lagi, ada 14 potongan tulang manusia yang ditemukan," katanya dilansir Pos Kupang.
Diduga, potongan tulang manusia tersebut sudah dua atau tiga minggu lalu.
Korban alami gangguan jiwa
Mengutip dari Pos Kupang, potongan tulang manusia itu diduga adalah Osim Nomneni.
Ia diketahui meninggalkan rumah pada 17 Juli lalu pada malam hari.
Wati Nomeni, saudari kandung korban mengatakan, tiga tahun terakhir korban tinggal bersama ibu mereka, Elisabeth Naben di Desa Bijaepunu.
Korban diketahui selama ini mengalami gangguan kejiwaan dan sering keluar saat malam.
"Korban ini ada gangguan jiwa sedikit dan sering keluar pada malam hari."
"Tapi biasanya pagi-pagi dia pulang, tapi pada 17 Juli malam itu korban keluar dan tidak pulang lagi," kata Wati.
Pihak keluarga, kata Wati sudah berusaha mencari korban, namun tidak menemukan keberadaan korban.
Pada Kamis pagi, dirinya mendapat informasi penemuan tulang manusia yang diduga korban.
Baca juga: Kronologi Perawat Pasien Covid-19 Tewas Dibunuh Tiga Perampok, Pelaku Sudah Lama Rencanakan Aksi
Baca juga: Plt Kepala BPBD Merangin Ternyata Dibunuh Oleh Anak Buah Sendiri, Motif Sakit Hati, Harta Dikuras
"Kami dapat informasi ada penemuan tengkorak manusia di Desa Fatukopa ini. Kami curiga ini tulang keluarga kami," ujar dia.
Keluarga meyakini tulang yang ditemukan itu adalah korban karena di lokasi penemuan ditemukan tas sirih pinang dan celana milik korban.