TRIBUNNEWS.COM- Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat, GB, mencoba bunuh diri sebagi bentuk protes PPKM.
Sang istri mengungkap usaha mereka kini banyak yang tutup.
Tersisa satu restoran dari enam cabang yang ada.
Aksi percobaan bunuh diri dilakukan GB di depan gerbang Balai Kota Bandung.
GB melancarkan aksinya pada Rabu (4/8/2021) pukl 13.10 WIB.
Aksi tersebut dilakukan GB sebagai bentuk protes pelaksanaan PPKM.
Pada akhir Juli 2021, GB dikabarkan sempat menyerukan aksi pemasangan bendera putih sebagai bentuk protes terhadap kebijakan PPKM.
Namun seruan tersebut batal dilakukan.
Kronologi
Sebelum melancarkan aksi bunuh dirinya, GB menghubungi seorang staf Humas Pemkot Bandung bernama Jajang Jaenudin.
Mengutip dari Tribun Jabar, GB mengabarkan jika dirinya hendak melakukan upaya bunuh diri.
Jajang lalu berusaha untuk mencegah tindakan GB.
Baca juga: Seorang PSK Ditemukan Tewas di Bekas Lokalisasi, Sempat Layani Bule dan Teriak Minta Tolong
Baca juga: KRONOLOGI Ketua Asosiasi Kafe Coba Akhiri Hidup di Depan Balkot Bandung, Sempat Kirim Rekaman Suara
Baca juga: Rumah Bos Kafe Dirampok, Istri dan Anak Diancam Dibunuh, Harta Puluhan Juta Rupiah Digondol Pelaku
Namun, sesampainya di depan Balai Kota Bandung, Jajang melihat GB sudah tergeletak.
GB tergeletak dengan kondisi terluka di bagian leher dan perut kanan.
Mengutip dari Kompas, seorang saksi melihat adanya pisau dapur tergeletak tak jauh dari korban.
Korban pun langsung mendapat penanganan dari PMI Bandung kemudian dibawa ke RS Hasan Sadikin.
Usaha tutup
Aksi yang dilakukan GB, di luar dugaan sang istri, ER.
ER mengaku kaget atas tindakan sang suami.
"Enggak tahu, saya tidak tahu banget. Di luar dugaan," ujar Eva, saat dihubungi, Kamis (5/8/2021), mengutip Tribun Jabar.
ER mengungkap, GB memikul beban berat di tengah aturan PPKM yang terus diperpanjang.
Ua bercerita, usaha pempek milik GB banyak yang tutup.
Karyawan pun diberhentikan.
Awalnya, GB memiliki 6 cabang usaha pempek.
Selama PPKM Darurat diberlakukan, cabang tersebut terus berkurang hingga tersisa 2 lalu tinggal tersisa 1.
Terlebih, restoran yang kini tersisa berada di area jalan yang ditutup.
"Dari zaman PSBB tinggal dua cabang dari enam, terus dari dua tinggal satu. Itu lokasinya di penutupan jalan. Walaupun sekarang solusinya take away, ada grab dan sebagainya, ya siapa yang mau ke situnya jalan ditutup, driver mana yang mau ngambil," katanya.
Baca juga: Sepi Penumpang, Sopir Bus di Terminal Kampung Rambutan Minta PPKM Jangan Diperpanjang
Baca juga: 138 Kios di Terminal Kampung Rambutan Terkena Dampak PPKM, Beberapa Pedagang Tutup Sementara
Banyak cicilan
ER menambahkan, pendapatan sang suami berkurang hingga 80 persen.
Mereka pun kesulitan membayar sejumlah cicilan.
Meskipun mendapa keringanan, ER menaku tetap kesulitan.
"Walaupun dikatakan ada keringanan tapi kan tetap saja faktanya bayar, bukan kita gak mau bayar, kita pasti bayar kalau ada juga kita mah pasti bayar," katanya.
Sebelum nekat beraksi, GB diduga sempat mengirim sebuah rekaman.
Dalam rekaman tersebut, ia meminta maaf kepada teman seperjuangan dan keluarga.
Ia juga menyinggung soal PPKM hingga berharap pemerintah dapat bijak dalam menerapkan aturan.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif percobaan bunuh diri yang dilakukan GB.
"Jadi, kami sudah hubungi korban, di sana belum bisa dimintai keterangan di ruang perawatan RSHS," ujar Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudi Tri Handoyo saat dihubungi, Kamis (5/8/2021).
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/
(Tribunnews.com/Miftah, Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman, Muhamad Nandri, Kompas/Reni Susanti)
Berita lain seputar PPKM.