Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG BARAT - Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di daerah Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bangdung Barat (KBB) Jawa Barat diduga menerima beras bansos dengan kualitas yang rendah.
Kabar ini pun menghebohkan warga setempat.
Temuan beras dengan kualitas dipalsukan tersebut merupakan temuan Tim Sapu Bersih Pungut Liar (Saber Pungli) Provinsi Jawa Barat, terkait dugaan pemalsuan kualitas beras dari Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Diduga beras tersebut memang kualitasnya telah buruk dari agennya dengan inisial CV TKJ.
Hal ini ditemukan setelah setelah Tim Saber Pungli melakukan investigasi ke lapangan.
Baca juga: Luhut Hapus Angka Kematian Covid-19, Epidemiolog Sebut Berbahaya: Bisa Salah Strategi dan Ekspektasi
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Desa Ciburuy,Tintin Susanti (43), mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat dirinya didatangi Tim Saber Pungli, kemudian diminta untuk mendampingi tim ke agen-agen penyedia kebutuhan bantuan sembako di wilayahnya.
"Di salah satu agen tim membahas harga telor, kualitas beras, tapi tidak menerangkan terkait beras busuk dan kualitas yang jelek," ujar Tintin saat ditemui di rumahnya, Rabu (11/8/2021).
Baca juga: Mengenal Vaksin Moderna, Disebut Sangat Manjur Tangkal Covid-19 dan Bedanya dengan Vaksin Lain
Kemudian Tintin pun menghadirkan tiga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima bantuan tersebut di wilayahnya, dan ternyata tidak ada penerima yang mengeluhkan kualitas dan sebagainya terkait bantuan tersebut.
Tintin mengatakan, jika memang ada yang tidak beres dalam penyaluran bantuan seperti ini, biasanya para KPM di Desa Ciburuy pun sudah pasti melakukan komplain terhadap dirinya.
"Ini kan tidak ada, beras pun sudah sesuai dan memang bagus. KPM disini justru malah senang dapat bantuan," kata Tintin.
Penyaluran bantuan ini, kata Tintin, mulai dilaksanakan pada 25 Juli 2021. Didalamnya, ada berbagai macam sembako yakni beras, ayam, telur, tahu dan dan apel yang diterima sekitar 600 KPM di wilayahnya.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Kamis, 12 Agustus 2021: Wilayah Jawa Timur Berpotensi Hujan Lebat hingga Angin
"Penyaluran kepada KPM juga berjalan kondusif dan hingga saat ini tidak ada komplain dari mereka," ucapnya.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat (KBB), menduga terjadi persaingan bisnis di kalangan supplier terkait adanya dugaan pemalsuan kualitas beras dari Program BPNT tersebut.
Kepala Dinas Sosial KBB, Sri Dustirawati, mengatakan, adanya dugaan terkait persaingan bisnis tersebut karena pemasok bahan pangan terhadap E-warung tersebut memang boleh siapa saja.
"Sepertinya ada ketidakpuasan, atau apalah dari yang menyuplai ke E-warung. Mungkin ada persaingan yang sebetulnya kita juga gak tahu seperti apa," ujarnya saat ditemui di kantornya.
Ia mengatakan, terkait masalah E-warung mendapat pasokan bahan dari mana, sebetulnya hal ini juga tidak menjadi masalah, asalkan semua barang yang ada dalam program BPNT tersebut sesuai dengan ketentuan.
"Nah, masalah E-warung dapat dari mana, mau dari pasar, dari pedagang yang memiliki kualitas barangnya bagus, sebetulnya enggak masalah," kata Sri. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Heboh Dugaan Pemalsuan Kualitas Beras BPNT di Bandung Barat, Dinsos Menduga Ada Persaingan Bisni