"Menurut keterangan saksi, terakhir jam 21.00 korban masih kelihatan beraktivitas," ucapnya.
2. Ditemukan Surat Permintaan Maaf
Selain kartu identitas diri korban, ditemukan juga secarik kertas berupa surat, yang berisikan permintaan maaf dalam bahasa Inggris, dan ditujukan kepada saudara dan keluarga korban.
"Sejauh ini motif kematiannya belum diketahui, tapi kita menemukan secarik surat yang ditulis dalam bahasa Inggris, yang terjemahannya itu kurang lebih berisi permohonan maaf kepada saudara dan keluarga," katanya.
3. Tanggapan ITB
Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut, Direktur Kemahasiswaan ITB, G Prasetyo Adhitama, mengatakan identitas korban merujuk pada mahasiswa pascasarjana Prodi Struktur Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, bernama Ardian Nur Hidayatullah Rifai (27).
Berdasarkan data akademik kemahasiswaan ITB, mahasiswa pascasarjana kelahiran Pamekasan, 10 Desember 1994, tersebut masuk angkatan 2018 dan sedang mengerjakan tesis.
"Hingga saat ini kami masih menunggu informasi resmi dari kepolisian terkait korban. Informasi yang kami terima, sejauh ini, baru dari rekan satu kos dengan korban yang juga mahasiswa ITB dan berada pada fakultas yang sama," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (22/8/2021).
Sesuai catatan akademiknya, ucap Prasetyo, yang bersangkutan dapat lulus tahun ini meskipun, umumnya, untuk masa pendidikan pascasarjana dapat ditempuh selama dua tahun.
"Kalau dari akademiknya sebetulnya tidak ada masalah, hanya umumnya program pascasarjana dapat ditempuh dua tahun, namun yang bersangkutan sepertinya melakukan perpanjangan, yang saat ini memasuki tahun ketiga dan sedang menyelesaikan tesis atau tugas akhirnya," ucapnya.
"Sejauh ini, dari informasi rekan-rekan korban, tidak ada yang mengetahui apakah korban memiliki masalah psikologis yang berpotensi menuntunnya berbuat sejauh ini.
"Persoalan psikologis ini bisa bersumber dari berbagai sebab,seperti masalah pribadi, proses belajar, sosial dan lain sebagainya serta bisa terjadi pada siapa saja. Kami (ITB) menyediakan sarana konsultasi bagi para sivitas akademika ITB melalui program bimbingan konseling, yang seharusnya bisa dimanfaatkan, untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya," ujar Prasetyo.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.