Oban mengatakan, kejadian tersebut rupanya menyulut emosi warga.
Akhirnya sekitar 150 orang warga berangkat menyusul YIS untuk mempertanyakan sikap dan tindakannya mengancam warga dan membongkar patok.
"Namun, kedatangan warga tersebut disambut dengan kata-kata mencemooh, dengan mempertanyakan mau apa pada datang, 'apakah untuk melakukan tindakan kriminal', sambil mengacungkan kembali golok yang dipegangnya," kata Oban.
Inilah, kata Oban, yang kemudian semakin memicu kemarahan warga sehingga terpancing emosinya dan melakukan tindakan pemukulan.
YIS kemudian diselamatkan oleh dua aparatur Desa Sukalaksana yang datang bersama petugas dari Polsek Samarang.
Setelah dimediasi oleh perangkat desa dan Polsek Samarang, kata Oban, YIS dan warga akhirnya bisa saling memaafkan.
Namun, pada malam harinya, YIS ternyata pulang ke Bandung dan membuat pengaduan penganiayaan ke Polda Jabar.
"Untuk itu, saya sebagai kepala desa dan mewakili seluruh warga, sangat mengharapkan bantuan dari berbagai pihak terkait, yang mampu melihat situasi serta kondisi yang dihadapi dengan lebih jernih, adil, serta bijaksana," ujarnya.
Ia juga berharap persoalan ini dapat selesai dengan baik. "Kami mengharapkan keadilan dapat ditegakkan dengan seadil-adilnya, sehingga masyarakat akan mendapatkan rasa aman dan terlindungi dalam segala kondisi yang dihadapi," ujarnya.
Hingga semalam, belum ada komentar dari YIS terkait dugaan penganiayaan yang ia laporkan ke Polda Jabar ini.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos, juga belum dapat memberikan pernyataan terkait peristia ini.
"Mohon waktu, saya cek ke jajaran terkait," ujarnya kepada Tribun.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Warga Garut Pukul Pria Ngaku Jenderal Bintang 2 Karena Arogan, Berawal Dari Patok Desa