TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Monyet-monyet di objek wisata Monkey Forest Desa Padang Tegal, Ubud, Gianyar, Bali akhir-akhir ini mulai keluar hutan untuk mencari pakan.
Tak sedikit dari monyet-monyet itu yang ditemukan berada di kawasan desa tetangga.
Berkeliarannya monyet-monyet di objek wisata Monkey Forest Ubud itu diduga karena mulai kekurangan makanan akibat tidak adanya kunjungan wisatawan.
Selain itu, pihak pengelola juga saat ini sudah mulai kesulitan biaya dalam memenuhi makanan monyet.
Berdasarkan data yang dihimpun Senin 6 September 2021, saat ini jumlah monyet di Objek Wisata Monkey Forest Ubud sekitar seribuan monyet.
Selama ini mereka terbagi menjadi tiga kawanan, yakni ada yang menempati posisi hutan paling dalam, tengah-tengah dan sisi hutan yang dekat dengan jalanan raya atau pemukiman warga.
Dikarenakan pasokan makanan di tengah hutan berkurang, kawanan monyet yang dulu berada di dalam hutan merangsek keluar, sehingga saat ini monyet yang menempati sisi luar hutan menjadi tersisih.
Mereka yang terdesak dan tak bisa melawan kawanan monyet penghuni hutan dalam, memilih untuk keluar hutan mencari makanan.
Baca juga: Kemunculan Monyet Putih di Pecatu Bali Viral di Media Sosial, Diyakini Sebagai Pertanda Baik
Hal tersebut yang mengakibatkan ada monyet yang sampai masuk ke rumah atau perkebunan warga.
Bendesa Padang Tegal, Made Gandra mengatakan, saat ini pengelola Monkey Forest Ubud telah kewalahan memberi pakan monyet.
Sebab hampir dua tahun ini, objek yang dulunya menjadi primadona Ubud tersebut tidak ada kunjungan wisatawan.
Dengan demikian, secara otomatis, biaya untuk memberikan pakan pun tidak ada.
Untuk pakan monyet, nilainya relatif besar, yakni Rp 120 juta per bulan.
Saat awal sepi turis, pihaknya masih memiliki dana cadangan untuk pakan monyet namun kini kondisi makin sulit.