Dikatakan Hermalik, warga hanya meminta agar kotoran langes diduga dari cerobong asap PG Lestari tersebut dikurangi.
Dengan demikian kotoran tersebut tidak setebal sekarang ini yang bisa menyebabkan sakit di mata. Namun harapan tersebut belum terpenuhi sampai sekarang.
Memang, diakui Hermalik, warga sekitar PG Lestari meski tidak seluruhnya telah menerima bantuan beras dan gula.
Akan tetapi, bantuan tersebut bisa habis dikonsumsi dalam waktu lima hari hingga 10 hari.
Dan penderitaan warga akibat kotoran langes dari PG Lestari berlangsung sampai sekitar empat bulan lamanya dengan membersihkan langes di rumahnya hingga kesehatanya terganggu.
"Untuk itu, kami mohon untuk masyarakat kami agar PG Lestari mengurangi atau kalau bisa sepenuhnya menghilangkan kotoran langes yang mengganggu warga," tandas Hermalik.
Sekper & TJSL PTPN X yang membahawi PG Lestari Patianrowo Nganjuk, Wahyu Priyadi Siswosumarto mengatakan, pihak PG Lestari sudah melakukan komunikasi dan pertemuan dengan warga sekitar dan perangkat Desa.
Dan PG Lestari juga sudah melakukan perbaikan stasiun ketel.
Dengan demikian seharusnya sudah tidak terjadi pelepasan kotoran langes yang masuk ke rumah warga.
"Untuk itu, kami akan terus pantau dan lakukan upaya-upaya untuk meminimalisir terjadinya kebocoran ketel yang menimbulkan kotoran langes hingga mengganggu aktifitas dan kesehatan warga," tutur Wahyu Piyadi Siswosumarto didampingi Humas PTPN X, Chindy Larashati yang dikonfirmasi melalui pesan Wathsaap.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Warga Desa Patianrowo Keluhkan Kotoran Abu Diduga dari Cerobong Asap Pabrik Gula Lestari Nganjuk