Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya membantah insiden jatuhnya pesawat Rimbun Air yang terjadi di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Rabu (14/9) kemarin, akibat dari serangan Tentara Pembebasan Nasional/Operasi Papua Merdeka (TPN/OPM).
Hal ini disampaikan untuk meluruskan spekulasi yang berkembang di masyarakat terkait jatuhnya pesawat Rimbun Air di Distrik Sugapa.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupatan Intan Jaya, Yoakim Mujizau menegaskan jatuhnya Rimbun Air murni karena kecelakaan akibat cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Bandar Udara Bilogai.
Baca juga: Anak Bontot yang Dikenal Agak Manja Itu Pergi Meninggalkan Sri Purwanti
"Kami tegaskan bahwa apa yang terjadi pada pesawat Rimbun Air adalah murni kecelakaan dan sementara ini sambil menunggu penelitian lebih lanjut dari pihak berwenang melalui pemeriksaan terhadap Kotak Hitam (Black Box)," kata Yoakim dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/9/2021).
"Pesawat tersebut alami kecelakaan karena faktor cuaca ekstrem yang terjadi di Bandar Udara Bilogai saat pesawat hendak mendarat," terang dia.
Diterangkan Yoakim, kondisi cuaca ekstrem tersebut berupa awan gelap. Saat itu pesawat hendak mendarat, sementara pada landasan Bandar Udara Bilogai masih ada satu pesawat terparkir.
Baca juga: Black Box Pesawat Rimbun Air Ditemukan, Kemenhub: Akan Diinvestigasi KNKT
Pilot kemudian memutar arah pesawat untuk memastikan kondisi pendaratan aman. Namun setelah Rimbun Air mengarah kembali ke landasan Bilogai, kondisi cuaca cukup gelap. Rimbun Air kemudian menabrak gunung dan pepohonan sehingga jatuh ke tanah. Hal ini terlihat dari kondisi moncong pesawat yang tertanam cukup dalam di tanah.
"Jadi tidak benar dan ini kami tegaskan untuk tidak menduga atau bahkan membangun opini liar bahwa pesawat tersebut ditembak oleh TPN-OPM. Ini sama sekali tidak benar. Kecelakaan pesawat ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan TPN-OPM," tegas Ketua Tim Mediasi Konflik Penegakan Hukum Wilayah Intan Jaya ini.
Sementara soal proses evakuasi, Pemda Intan Jaya mengakui temui kesulitan lantaran jalur evakuasi hanya bisa ditembus lewat darat. Sehingga memakan waktu cukup lama untuk evakuasi.
Baca juga: SOSOK Kapten Mirza, Pilot Pesawat Rimbun Air yang Jatuh di Papua, Dikenal Ramah dan Dermawan
Pemda Intan Jaya menegaskan tidak benar jika ada opini seakan proses evakuasi berlangsung dramatis karena daerah jatuhnya pesawat merupakan kawasan yang dikuasai TPN-OPM.
Termasuk soal opini bahwa pesawat tersebut membawa bahan makanan untuk prajurit TNI Yonif 501/BY. Sebab faktanya pesawat Rimbun Air disewa Pemda Intan Jaya untuk mengangkut bahan bangunan berupa semen, triplek, besi dan bahan makanan masyarakat.
"Karena faktanya adalah pesawat tersebut dipakai oleh Pemda Intan Jaya untuk mengangkut bahan bangunan berupa semen, Triplek, besi, dan bahan makanan untuk masyarakat," ujar dia.
"Sekali lagi kami ingin menyampaikan bahwa kejadian ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan TPN-OPM," pungkas Yoakim.