News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jual Alat Rapid Test Hibah Rp 150 Ribu, Kadiskes Meranti Dijebloskan ke Tahanan Polda Riau 

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiskes Kabupaten Kepulauan Meranti, dr Misri Hasanto, tersangka kasus dugaan korupsi bantuan alat rapid test saat digiring ke ruang pemeriksaan Polda Riau, Senin (20/9/2021).

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Polda Riau menetapkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, dr Misri Hasanto, MKes sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyimpangan bantuan alat rapid test Covid-19.

Misri sudah menjalani proses pemeriksaan pada Jumat pekan kemarin dan langsung ditahan oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau.

"Kami lakukan penyidikan atas perbuatan yang bersangkutan, melakukan penggelapan barang-barang negara untuk kepentingan pribadi yang merugikan negara dan masyarakat," kata Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Senin (20/9/2021).

Baca juga: Tersisa 4 DPO MIT Poso, Ada yang Ahli Perakit Bom dan Baca Peta

Menurut Agung, dalam hal ini penyidik menemukan fakta bahwa tersangka menyelewengkan bantuan 3 ribu alat rapid test Covid-19 yang diberikan Kementerian Kesehatan RI lewat Kantor Kesehatan Pelabuhan, kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti.

"Yang bersangkutan (tersangka) tidak mendistribusikan sebagaimana yang diharapkan dalam penanganan Covid-19 ini," tuturnya.

"Tersangka mengkomersilkan 1 alat rapid test dengan menarik dana dari masyarakat Rp150 ribu rata-ratanya, mungkin ada yang lebih," imbuh Kapolda Riau.

Baca juga: Polda Riau Gagalkan Peredaran 117 Kilogram Sabu dan 1000 Pil Ekstasi dari Jaringan Malaysia

Dipaparkan Agung, terungkapnya perbuatan ini, berawal dari informasi dan data dari masyarakat, terkait adanya indikasi penyimpangan.

Ini yang kemudian didalami petugas. Diketahui pula bahwa alat rapid test tidak disimpan di fasilitas kesehatan yang semestinya.

Bahkan ada pula rapid test yang disimpan di klinik milik yang bersangkutan.

Untuk menutupi perbuatannya itu diungkapkan Agung, tersangka lalu membuat laporan palsu.

Laporan yang dibuat itu menyatakan bahwa rapid test seakan-akan sudah disalurkan kepada masyarakat.

Namun dari hasil pengecekan petugas, masyarakat yang dimaksud tidak pernah menerima kegiatan rapid test.

Baca juga: Belum Sebulan Jadi Kapolda, Irjen Rudy Sufahriadi Lumpuhkan Panglima Teroris Poso

Diuraikan Jenderal bintang dua itu, perbuatan tersangka sudah dilakukannya sejak September 2020 sampai Januari 2021.

Bertepatan dengan penerimaan hibah rapid test oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini