Laporan wartawan TribunJabar.id, Cipta Permana
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Toko emas di Jalan Ahmad Yani, Kosambi, Kota Bandung yang dirampok pada Senin (20/9/2021) dinihari tampak tertutup.
Rantai besi dan kunci gembok mengikat erat dua gagang pintu tersebut.
Pita kuning bertuliskan 'Garis Polisi, Dilarang Melintas' membentang dari mesin parkir elektronik hingga batas toko pakaian yang berada di samping kirinya.
Beberapa pejalan kaki yang kebetulan melintasi TKP pun, tidak sedikit yang memandang kondisi dari toko perhiasan tersebut, sambil berlalu pergi, maupun terhenti sejenak sambil mengabadikan melalui kamera ponselnya.
Baca juga: Fakta Perampokan Toko Emas di Bandung, Kronologi hingga Pelaku Gagal Bawa Kabur Emas Bentuk Naga
Menurut keterangan salah seorang pegawai dari toko pakaian di samping Toko Mas Gaya Baru, Agus Sunandar (36), semasa hidup keseharian almarhum berinisial T atau pemilik toko mas tersebut, merupakan pribadi yang tertutup dan tidak pernah bersosialisasi dengan orang lain, termasuk tetangga di samping kanan maupun kiri tokonya.
Setiap harinya, almarhum selalu membuka tokonya sekitar Pukul 10.00 WIB dan menutup toko saat menjelang Magrib.
"Dia (almarhum) tidak pernah ngobrol atau bertegur sapa dengan siapa pun, sehingga saya tidak pernah tahu dia sedang apa atau ada masalah apa, soalnya orangnya tertutup. Cuma yang saya tahu di sana, dia tinggal sendirian, aktivitas hanya buka tutup toko emasnya saja, setelah toko tutup langsung masuk ke atas rumahnya dan enggak pernah keluar rumah," ujarnya saat ditemui di tempat kerjanya, Selasa (21/9/2021).
Baca juga: Pilihan Tepat Investasi Saat Pandemi, Yuk Intip Trik Beli Emas dengan Setengah Harga
Agus menuturkan, meski hampir tidak pernah keluar rumah, almarhum sesekali keluar rumah untuk keperluan membeli pakan dari hewan peliharaannya yaitu, anjing dan kucing di Pasar Kosambi Bandung.
Setelah selesai, almarhum langsung kembali lagi ke dalam rumah dan mengunci pintu gulungnya dari dalam.
"Saya enggak tahu apakah dia punya anak atau istri, tapi sepengetahuan saya dia cuma sendiri, pegawai juga enggak ada. Di dalam rumahnya juga cuma ada anjing sama kucing yang dia pelihara. Kalau anjing memang setahu saya cuma dua tapi kalau kucing ada beberapa, tapi bukan kucing mahal, cuma kucing kampung biasa," ucapnya.
Ia menjelaskan, meski buka hampir setiap hari, kecuali hari Minggu, namun setiap hari toko yang menjual aksesoris perhiasan itu selalu sepi dari pembeli.
Baca juga: Perampokan Toko Emas di Bandung, Emas Bentuk Naga Gagal Dibawa Kabur, Satu Orang Tewas
Apalagi, dari yang pernah ia lihat, aksesori yang dijual pun tidak seperti toko emas pada umumnya, yang menjual giwang, cincin, gelang, atau kalung.
Namun lebih kepada aksesori zaman dulu yang menyerupai aksesori pada masa kerajaan terdahulu.
"Aksesori yang dijual di sana juga setahu saya, enggak seperti toko emas lain, tapi seperti emas-emas seperti yang pakai zaman-zaman kerajaan gitu, jadi enggak ngikutin zaman modern gitu lah," katanya.
Pernah dilaporkan
Agus Sunandar (36) salah seorang pegawai toko pakaian di sebelah Toko Mas Gaya Baru, mengatakan, selain memiliki kepribadian tertutup dan tidak pernah bersosialisasi semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai pribadi yang kurang peduli terhadap kebersihan.
Baca juga: Gasak 6,8 Kg Emas Dalam 3 Menit, Perampok di Medan Sempat Latihan Melompat hingga Observasi Lokasi
Bahkan, akibat perbuatannya, pemilik toko emas itu pernah dilaporkan masyarakat kepada aparat pemerintah kewilayahan karena mengganggu kenyamanan orang lain, oleh ulah hewan peliharaannya yang tidak dirawat dan dijaga dengan baik.
"Dia (almarhum) itu punya hewan peliharaan di dalam rumahnya, dua ekor anjing, dan kucing, tapi berapa jumlah pasti kucingnya saya juga enggak tahu, tapi banyak, kurang lebih ada lebih dari lima ekor, kucing kampung. Dia pernah dilaporkan ke petugas kewilayahan, karena hewan peliharaan, mohon maaf 'berak' sembarangan, bahkan di lantai dan etalase tempat jualan dia juga banyak (kotoran)," ujarnya saat ditemui di tempat kerjanya, Selasa (21/9/2021).
Aduan masyarakat kepada petugas kewilayahan itu, lanjutnya merupakan puncak dari kekesalan warga sekitar yang merasa terganggu dengan sikap cuek dari pemilik toko.
Padahal, almarhum kata dia, selalu diberi peringatan oleh warga dan pelaku usaha yang beraktivitas di sekitar toko tersebut.
"Itu pintu kalau di buka, baunya (kotoran) aduh mengganggu sekali, makanya mau itu orang yang cuma lewat atau pembeli di toko ini selalu tutup hidung dan mulutnya, soalnya menyengat sekali. Selain di dalam rumah dia, kucing atau anjingnya juga suka berak dimana aja, di trotoar sampai di depan toko lain juga sering. Kita udah sering kasih tahu yang punya, tapi gitu lagi - gitu lagi, engga ada perubahan," ucapnya.
Agus pun mengaku wajar saat anjing buduk yang di evakuasi polisi kemarin kondisinya memprihatikan, bahkan mati. Sebab, pemiliknya kurang memperhatikan kondisi dari hewan-hewan yang dipeliharanya.
"Wajar sih kalau kemarin lihat kondisi anjingnya kurus, bahkan katanya ada yang mati, soalnya memang enggak keurus gitu, engga tahu kewalahan karena jumlahnya banyak, atau memang engga peduli aja sama hewan yang dia pelihara," katanya.
Keterangan Saksi Lain
Perkembangan kasus perampokan di Toko Mas Gaya Baru, Jalan Kosambi, Kota Bandung, masih berkutat pada pengembangan oleh kepolisian Polrestabes Bandung.
Kondisi terkini di lokasi kejadian, garis polisi masih terpasang di depan toko emas dengan di bagian tengahnya terselip kain untuk menutup bau tak sedap yang masih tersisa di dalam.
Pemilik Toko Mas Gaya Baru ditemukan tewas di dalam toko dengan luka pukulan benda tumpul di bagian kepala.
Toko yang ada di sisi kanan dan kiri lokasi kejadian, tampak sudah kembali beroperasi dan terlihat di sekitar sepi serta arus lalu lintas pun ramai lancar.
Salah seorang pedagang kaki lima di sekitar, Iwan (55) menuturkan bahwa korban tewas bernama Toni (60).
Menurutnya, korban memang hidup sebatang kara alias sendiri hidup di toko dan juga rumah tersebut.
"Orangnya tertutup sih sama warga dan juga orang sekitar sini. Jarang bersosialisasi juga. Ditambah memang setiap harinya pengunjung ke toko emasnya sepi," katanya saat ditemui di lokasi, Selasa (21/9/2021).
Iwan menambahkan keluarga-keluarga korban tinggal di luar kota.
Toko yang ada di sebelahnya pun masih dimiliki oleh keluarga korban hanya kemudian disewakan.
"Toko fesyen ini juga milik keluarganya. Tapi, kalau korban lebih memilih area toko emas itu sebagai warisan yang dia dapat dari orangtuanya," katanya.
Ketika disinggung terkait kondisi toko yang menurut keterangan pihak kepolisian tampak kumuh dan sejumlah binatang peliharaan sampai tak terurus, Iwan pun mengakui bahwa korban yang merupakan pemilik toko itu memang berbeda dengan pendahulunya alias orangtuanya.
"Dulu waktu toko itu dipegang oleh orangtuanya terurus dan bersih. Tapi, setelah diambil alih olehnya ya seperti itu (kotor) juga bau," katanya. (Cipta Permana)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ini Sosok Toni, Pemilik Toko Emas di Bandung Korban Perampokan, Punya Banyak Peliharaan & Menyendiri