News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Niat Melerai Tawuran, Kepala Desa Ini Justru Banting Seorang Pemuda, Begini Penjelasannya

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Seorang kepala desa di Nusa Tenggara Timur, Kosmas Sundu terpaksa membanting seorang pemuda demi menghentikan amukan massa.

TRIBUNNEWS.COM, ENDE - Seorang kepala desa di Nusa Tenggara Timur, Kosmas Sundu terpaksa membanting seorang pemuda demi menghentikan amukan massa.

Kosmas Sundu adalah kepala des di Desa Uludala Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, kabupaten Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Rekamannya membanting pemuda tersebut menjadi viral di media sosial sejak Minggu (3/10/2021).

Baca juga: Tersangka Sebut Pemukulan terhadap Zidan Bagian Tradisi Senior ke Junior di PIP Semarang

Kata Kosmas, dia sudah meminta warga berhenti memukul pemuda terseut melalui pengeras suara. Namun, warga tidak menghiraukannya.

"Peristiwa itu terjadi saat pesta sambut baru yang berlangsung pada Selasa (28/9/2021) di wilayah Ropa, Desa Uludala Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende," terang Kosmas saat dihubungi Kompas.com, Senin siang.

Kronologi

Kosmas menuturkan, pada Selasa (28/10/2021), berlangsung pesta sambut baru di wilayah Ropa, Kecamatan Maurole.

Tangkapan layar video aksi pemukulan oleh Kades Kepala Desa Uludala, Kecamatan Maurolu, Kabupaten Ende, NTT. ((Dokumen warga))

Namun sekitar pukul 01.00 Wita terjadilah keributan di tempat pesta.

Dirinya mengaku berada kurang lebih 150 meter dari tempat kejadian.

Setelah mendengar suara teriakan keras, dirinya baru mendatangi tempat kejadian.

Di lokasi, Kosmas melihat adanya tawuran.

"Saya langsung melerai. Niat saya untuk melerai tawuran, tetapi teguran demi teguran yang saya sampaikan tidak dihiraukan oleh masyarakat," kata dia.

Baca juga: Kepala Rutan Bareskrim dan Dua Anak Buahnya Segera Jalani Sidang Disiplin Kasus Penganiayaan M Kece

Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan tegurannya diabaikan.

"Mungkin karena massa terlalu banyak memadati tempat pesta itu dan ditambah lagi dengan suara sound system, teguran saya sebagai kepala desa tidak dihiraukan masyarakatnya," jelas Kosmas.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini