TRIBUNNEWS.COM, ENDE - Seorang kepala desa di Nusa Tenggara Timur, Kosmas Sundu terpaksa membanting seorang pemuda demi menghentikan amukan massa.
Kosmas Sundu adalah kepala des di Desa Uludala Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, kabupaten Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Rekamannya membanting pemuda tersebut menjadi viral di media sosial sejak Minggu (3/10/2021).
Baca juga: Tersangka Sebut Pemukulan terhadap Zidan Bagian Tradisi Senior ke Junior di PIP Semarang
Kata Kosmas, dia sudah meminta warga berhenti memukul pemuda terseut melalui pengeras suara. Namun, warga tidak menghiraukannya.
"Peristiwa itu terjadi saat pesta sambut baru yang berlangsung pada Selasa (28/9/2021) di wilayah Ropa, Desa Uludala Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende," terang Kosmas saat dihubungi Kompas.com, Senin siang.
Kronologi
Kosmas menuturkan, pada Selasa (28/10/2021), berlangsung pesta sambut baru di wilayah Ropa, Kecamatan Maurole.
Namun sekitar pukul 01.00 Wita terjadilah keributan di tempat pesta.
Dirinya mengaku berada kurang lebih 150 meter dari tempat kejadian.
Setelah mendengar suara teriakan keras, dirinya baru mendatangi tempat kejadian.
Di lokasi, Kosmas melihat adanya tawuran.
"Saya langsung melerai. Niat saya untuk melerai tawuran, tetapi teguran demi teguran yang saya sampaikan tidak dihiraukan oleh masyarakat," kata dia.
Baca juga: Kepala Rutan Bareskrim dan Dua Anak Buahnya Segera Jalani Sidang Disiplin Kasus Penganiayaan M Kece
Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan tegurannya diabaikan.
"Mungkin karena massa terlalu banyak memadati tempat pesta itu dan ditambah lagi dengan suara sound system, teguran saya sebagai kepala desa tidak dihiraukan masyarakatnya," jelas Kosmas.
Berusaha hentikan massa
Kosmas melihat dalam tawuran tersebut, seorang pemuda menjadi korban pengeroyokan.
Menurutnya, kondisi pemuda yang digebuki oleh massa itu sudah sekarat.
Dirinya pun berniat menerobos masuk ke dalam kerumunan massa guna menyelamatkan pemuda itu.
Setelah menerobos masuk ke dalam kerumunan, dirinya berusaha melerai, namun amukan massa tidak terbendung.
Ia pun berinisiatif untuk merangkul pemuda itu dengan mencekiknya, bahkan juga membanting pemuda itu hingga tergeletak di tanah.
Baca juga: VIRAL, Wanita Hamil 9 Bulan Jadi Korban Pemukulan Oknum Satpol PP Kabupaten Gowa
"Melihat itu, massa pun mundur dan enggan menggebuk pemuda itu lagi. Saya akui bahwa saya bersalah, karena sudah memukul dan membanting pemuda itu," tutur dia.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menghentikan massa.
"Itu terjadi hanya satu kali saya lakukan. Saya lakukan dengan maksud, sehingga massa di sekeliling tempat pesta berhenti untuk mengeroyok pemuda itu. Itu adalah taktik saya untuk menghalau pemuda itu dari amukan banyak orang," ungkap Kosmas.
Sayangkan video tak direkam utuh
Terkait video yang beredar, ia menyebutnya tidak direkam secara utuh.
Video itu, kata dia, hanya menampilkan saat dirinya sedang memukul dan membanting pemuda itu di luar tenda pesta.
Baca juga: Ini 5 Poin Desakan Koalisi Masyarakat Peduli Korban Kekerasan Seksual untuk KPI Terkait Kasus MS
"Saya agak menyayangkan yang ambil video itu tidak dari awal sampai akhir peristiwa. Sehingga terkesan saya hanya memukul dia. Padahal, faktanya saya berusaha menyelamatkan dia dari amukan massa," ungkapnya.
Kosmas menceritakan, setelah memukul, dirinya membawa pemuda itu ke rumahnya.
Di kediamannya, ia memberikan nasihat kepada pemuda asal kampung Anaranda itu.
Kemudian, ia memberikan pililhan kepada pemuda itu, apakah ingin bermalam di rumah dan pulang keesokan harinya, atau ingin pulang pulang malam itu juga.
"Pemuda itu pun memilih pulang malam itu. Saya pun mengantarkan dia kembali kampungnya," katanya.
Disambut amukan massa
Namun, saat dirinya mengantar pulang pemuda itu kembali ke kampung Anaranda, aksi balas dendam terjadi di lapangan sepak bola Anaranda.
Di sana, ia disambut dengan amukan massa yang berasal dari Kampung Anaranda.
Aksi massa tersebut akhirnya berhasil dibendung oleh keluarga sang pemuda.
"Saya diselamatkan oleh keluarga pemuda asal Kampung Anaranda itu. Mereka menggiring saya menuju rumah keluarga pemuda itu. Puji Tuhan, saya selamat dari amukan massa," katanya.
Keluarga bersepakat damai
Kosmas menjelaskan, pihaknya dengan keluarga pemuda itu telah bersepakat untuk berdamai.
"Sejak beberapa hari lalu, kami dari dua belah pihak keluarga tengah bersepakat untuk berdamai. Nanti, perdamaian akan dilakukan di Kantor Polsek Maurole," jelas Kosmas.
Polsek Maurole, ujar dia, akan memfasilitasi dua rumpun keluarga Uludala maupun Anaranda untuk berdamai.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Viral Pak Kades Ngamuk hingga Banting Pemuda di Kerumunan : Niat Saya untuk Melerai Tawuran