TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Seorang penambang TI apung di Riausilip, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, dimangsa buaya, Rabu (13/10) sekitar pukul 15.30 WIB.
Korban diketahui bernama Ardiansyah alias Punggul perantau asal Banten.
Korban ditemukan tewas setelah diterkam buaya di Sungai Melandut, dekat Jembatan Dusun Sinar Gunung, Desa Riau, Kecamatan Riausilip.
Peristiwa serangan buaya tersebut disaksikan langsung dua rekan korban sesama pekerja TI apung, Sapri (30) dan Rudi (31).
Namun, Sapri dan Rudi tak mampu berbuat banyak, walaupun telah berusaha menolong korban dengan nekat terjun ke sungai dan menendang buaya tersebut.
Keduanya tak mampu menyelamatkan Punggul.
Buaya muara tersebut tidak mau melepaskan gigitannya dan langsung membawa tubuh korban ke dalam sungai lalu menghilang.
Berdasarkan kesaksian Sapri dan Rudi, peristiwa bermula saat ketiganya, Rabu (13/10/2021) sore hendak memindahkan ponton TI apung yang kandas di Sungai Melandut, tepatnya di dekat Jembatan Dusun Sinar Gunung, Desa Riau, Kecamatan Riausilip.
Namun, untuk mencapai ponton tersebut mereka harus menggunakan perahu bermesin.
Saat itu, Sapri dan Rudi berada di pinggir sungai hendak naik perahu.
Baca juga: Pancing Pakai Umpan Monyet, Warga Berhasil Tangkap Buaya Betina Pemangsa Penambang Timah di Bangka
Sementara, Punggul turun ke sungai sedalam 1-1,5 meter itu terlebih dahulu untuk melepaskan tali jangkar perahu.
Nahas, ketika Punggul berada di air, tiba-tiba muncul seekor buaya dan langsung menerkam Punggul.
"Buaya itu tiba-tiba keluar dari dalam air dan langsung menerkam leher Punggul. Lalu tubuh Punggul langsung diseret buaya itu ke dalam air," kata Sapri dihubungi Bangka Pos, Rabu (13/10/2021) malam.
Sapri dan Rudi tak mampu berbuat banyak, upaya pertolongan yang mereka lakukan sia-sia.
Pasalnya buaya itu membawa tubuh korban ke tengah sungai dan menghilang.
Kata Sapri, sesaat setelah membawa tubuh Punggul ke dalam sungai, buaya berukuran sekitar 3 meter itu sempat beberapa kali muncul ke permukaan air dengan posisi mulut menggigit erat leher korban.
Hanya hitungan detik, binatang buas itu kembali menyelam dalam air dengan membawa tubuh pria bujangan itu.
Baca juga: Detik-detik Penambang Timah Tewas Diterkam Buaya di Bangka, 2 Temannya Tak Kuasa Menolong Korban
"Buaya itu muncul, lalu hilang lagi, sempat beberapa kali Pak," ujar Sapri.
Dalam waktu singkat, kabar seorang pekerja TI apung diterkam buaya di Sungai Melandut langsung menyebar.
Sejumlah pekerja TI dan warga berdatangan ke Sungai Melandut, bahkan warga juga sempat beberapa kali melihat buaya muncul dari dalam sungai sambil menggigit leher korban.
"Muncul beberapa kali pak buaya itu, posisi mulut buaya terlihat menggigit leher korban dan tak dilepas, dia keluar masuk air sungai," kata Rahmat warga setempat yang dihubungi Bangka Pos di lokasi, Rabu (13/10/2021).
Serupa dikatakan Ibrahim (54) nelayan setempat yang dihubungi Bangka Pos, Rabu (13/10/2021) petang.
Ia menyebutkan kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB hingga 15.00 WIB.
"Korbannya orang asal Kampung Baru, kejadiannya saat lagi narik ponton," jelasnya.
Ibrahim mengatakan, warga berusaha untuk mengevakuasi Punggul.
Baca juga: Tubuh Penambang di Bangka yang Diterkam Buaya Ditemukan, Kondisinya Mengenaskan
Namun mereka terkendala buaya yang masih membawa tubuh korban.
"Kita kebingungan karena yang sulit sekarang ini korbannya masih dibawa buaya, kita juga tidak punya perahu. Maksudnya kita ini mau ngerebut jenazah korban," kata Ibrahim.
Kapolsek Riausilip, Iptu Fajar saat dikonfirmasi membenarkan adanya seorang warga yang hilang setelah diserang buaya di Sungai Melandut, Dusun Sinar Gunung, Desa Riau, Kecamatan Riausilip.
"Kita telah meminta keterangan dari keluarga korban dan saksi saat kejadian," katanya kepada Bangka Pos, Rabu (13/10/2021).
Ia menjelaskan insiden itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.
Korban bernama Ardiansyah alias Jukung (32) pekerja TI apung.
Korban ini tinggal di Desa Pangkal Niur, Kecamatan Riausilip bersama ibu angkatnya.
Saat kejadian korban bersama dua rekannya Sapri dan Rudi akan menuju ponton TI apung yang kandas di aliran sungai menggunakan perahu. Korban kemudian turun ke air hendak mengangkat jangkar perahu.
"Tiba-tiba korban langsung diterkam buaya di bagian leher dan diseret. Kedua rekan korban yang melihat kejadian tersebut berusaha memberikan pertolongan. Sembari terjun ke air keduanya menendang buaya itu," ungkap Fajar.
Namun aksi nekad keduanya tak membuat buaya melepaskan gigitannya ke korban, malah menyeret tubuh Punggul ke dalam air dan membawanya ke tengah sungai.
Fajar memperkirakan korban sudah meninggal dunia, sebab buaya sempat muncul sekitar Sungai Melandut dengan tak melepaskan gigitan di leher korban.
Tangan korban hilang
Menindak lanjuti laporan serangan buaya tersebut, tim petugas SAR gabungan pun langsung bergerak melakukan pencarian pada hari yang sama.
Namun, karena terkendala penerangan, pencarian pun dilanjutkan esok harinya.
Hingga akhirnya, Tim SAR gabungan berhasil menemukan Ardiansyah, Kamis (14/10/2021).
Punggul ditemukan dalam kondisi sudah tewas dengan kondisi tangan kanan putus dan sejumlah luka gigitan bahu dan badan.
"Benar sudah kita temukan setelah dilakukan penyisiran di aliran Sungai korban ditemukan sudah mmeninggal dengan tangan satu lepas dan luka gigitan di badan," kata Kepala SAR Bangka Belitung Fazli saat dihubungi bangkapos.com
Menurut Fazli Tim SAR gabungan bersama masyarakat melakuakan penyisiran aliran sungai sejak pagi hari.
Setelah menyisir sekitar 2 kilometer Tim SAR melihat sosok tersangkut di semak pinggir Sungai.
Kemudian didekati dan dipastikan adalah Punggul warga yang hilang diterkam buaya Rabu (13/10/2021) sore.
Selanjutnya jenazah dievakuasi ke darat dan dilarikan ke RS Eko Maulana Ali Kecamatan Belinyu.
Buaya ditangkap warga
Dua hari setelah jasad korban ditemukan, buaya yang memangsa Punggul berhasil ditangkap warga setempat.
Penangkapan dilakukan warga sekitar pada hari Sabtu (17/10/2021) pagi sekitar pukul 08.00-09.00 WIB.
Diketahui buaya yang berhasil ditangkap tidak hanya satu, melainkan ada dua ekor buaya.
Manajer PPS Alobi Bangka Belitung, Endi Yusuf menyebutkan bahwa buaya pemangsa tersebut ditangkap warga setempat menggunakan teknik pancing dengan umpan seekor monyet.
"Awalnya yang tertangkap itu ada 1, terus yang satunya sudah berhasil kepancing namun lepas," kata Endi saat dihubungi Bangkapos.com, Minggu (17/10/2021).
Menurutnya, buaya yang memangsa Punggul saat menarik ponton TI tersebut diidentifikasi berjenis kelamin betina dengan ukuran panjang kurang lebih 3 meter.
Baca juga: Bocah yang Diterkam Buaya di Pulau Buru Ditemukan Ayah Korban Sekitar 400 Meter dari Lokasi Hilang
"Saat kami datang ke lokasi kondisi buaya tersebut masih hidup dan potongan lengan sebelah kanan korban juga berhasil ditemukan dari dalam mulut buaya tersebut," jelasnya.
Kemudian, potongan lengan tersebut langsung dikuburkan oleh pihak keluarga dan warga setempat.
Endi mengatakan, bahwa pihaknya bersama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) awalnya berencana untuk merescue buaya tersebut.
Namun, kerabat korban dan warga sekitar lebih memilih untuk mengeksekusi buaya tersebut.
"Sebenarnya mau kami bawa ke pusat konservasi sesuai dengan aturan undang-undang, namun warga setempat menolak, karena menurut mereka buaya yang memangsa manusia harus dibunuh sesuai dengan kepercayaan adat setempat," ungkap Endi. (Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra/Deddy Marjaya)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Buaya Pemangsa Penambang TI di Riausilip Ditangkap, Tangan Kanan Korban Ditemukan dalam Mulut Buaya