TRIBUNNEWS.COM - Banjir masih melanda wilayah Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat hingga hari ini, Senin (8/11/2021).
Sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Sintang terendam banjir dan lebih dari seribu warga mengungsi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sintang, Kurniawan, mengungkap setidaknya ada 25 ribu KK yang terdampak banjir di Sintang.
"Per tanggal 25 Oktober 2021 terdapat 25.799 KK menjadi korban banjir yang mencakup di 12 kecamatan."
"Sedangkan per tanggal 5 November, warga yang mengungsi, khususnya di Kecamatan Sintang berjumlah 1.906 jiwa," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (8/11/2021).
Baca juga: Puan Minta Pemerintah Sigap Selamatkan Rakyat Terdampak Banjir!
Adapun jumlah tersebut diperkirakan masih terus bertambah karena banyak warga yang mengungsi ke rumah sanak saudara, namun belum terdata.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten Sintang telah menetapkan sebanyak 32 titik tempat pengungsian di 12 kecamatan.
Apabila banjir terus meluas, pemerintah pun akan menambah posko pengungsian dan dapur umum.
Pemerintah akan memanfaatkan gedung-gedung fasilitas umum.
Selain itu, banjir juga mengakibatkan aktivitas belajar mengajar siswa baik tatap muka maupun daring diliburkan sementara, sejak tanggal 5 November hingga 13 November.
Disperindag Sebut Stok Sembako Aman hingga Sepekan ke Depan
Dikutip dari TribunPontianak.co.id, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Sintang, memastikan stok kebutuhan pokok dan barang penting lainnya aman hingga sepekan ke depan.
Sudirman juga memastikan, meski saat ini sejumlah ruas jalan terendam banjir, distribusi sembako ke sejumlah kecamatan tidak terhambat.
“Data yang kami miliki, ketersedian stok barang kebutuhan pokok dan barang penting lainnya dalam jangka waktu selama 1 minggu kedepan, no problem, itu tersedia."
"Bahkan ada beberapa gudang full isinya, ndak ada masalah,” kata Sudirman, Minggu (7/11/2021).
Baca juga: Terendam Banjir Karena Kali Mampang Meluap, Jalanan di Kawasan Kemang Sudah Bisa Dilalui Kendaraan
Diketahui, banjir menyebabkan beberapa ruas jalan di Kota Sintang, nyaris lumpuh.
Misalnya, di jalan Lintas Melawi hanya beberapa kendaraan yang bisa lewat.
Sementara kendaraan sepeda motor, sulit melintas, karena banjir cukup dalam.
Banjir juga memutus akses darat ruas jalan Sintang-Binjai.
Laporan dari masyarakat, harga sembako sudah mulai naik dan beberapa toko kecil juga tutup.
“Menyangkut sembako, dengan kondisi banjir di sintang seperti yang kita rasakan, kami disperindag selalu melakukan pemantauan terhadap ketersediaan stok, harga dan pendistibusian sembako dan barang penting plainya ke wilayah kecamatan."
"Secara geografi di sintang transportasi ada 2 sungai dan darat, kalau sungai dengan kondisi banjir,No Problem, semua penyaluran pendistribusian ke kecamatan itu lancar, sehingga harga juga tidak mengalami kenaikan,” kata Sudirman.
Sudirman menyebut, sudah melayangkan surat ke setiap camat agar melaporkan stok kebutuhan pokok di masing-masing wilayahnya.
Hingga kini, pihaknya belum menerima ada kekurangan laporan sembako di kecamatan, khususnya yang terdampak banjir.
Warga Terdampak Banjir di Sintang Mulai Terserang Penyakit ISPA dan Gatal-gatal
Saat ini, para warga terdampak banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dikabarkan mulai terserang penyakit.
Selain diare dan maag, warga mulai terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga penyakit kulit (Scabies).
Dua penyakit ini, disebut paling banyak mendominasi.
"Hampir rata-rata di posko pengungsian itu banyak ditemukan scabies, magh, hipeternesi, kolestrol tinggi, dan diare."
"Paling banyak ISPA dan scabies. Maka dari itu kita tetap menyiapkan obat dari TRC puskemas maupun dinkes sintang, khusunya PSC 199. Untuk obat, insya allah siap," kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan koordinator PSC 119 Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Azni Firmania, Minggu 7 November 2021.
Berdasarkan data pasien korban banjir khusus di Kabupaten Sintang pada bulan Oktober sampai 5 November2021.
Di mana enyakit gatal-gatal paling banyak dialami korban banjir, totalnya mencapai 82 orang.
Kemudian, Dispepsia 57 orang, hipertensi 63 orang, ISPA 36 orang dan Diare 31 orang.
“Ispa, demam, gatal, diare. Dominan scabies hasil pusling sungai durian mendominasi. Di Tanjung Puri juga dominan gatal-gatal. Pusling Puskesmas Dara Juanti, ditemukan ispa dan gatal yang dominan,” kata Azni kepada Tribun Pontianak.
Selanjutnya, anak-anak, juga terserang gatal-gatal.
Di posko pengungsian SD Muhammadiyah, sudah teridentifikasi 3 orang anak derita scabies.
Ketiganya, telah diungsikan ke posko Relawan Muhammadiyah dan mendapatkan perawatan yang belokasi di SD Muhammadiyah, Jalan Dharmaputra, Kecamatan Sintang.
Agus menyebut, sudah ada bantuan tenaga kesehatan yang datang mengecek dan memberi stok obat-obatan dari Puskesmas Tanjung Puri.
Meski demikian, masih kurang karena jumlah pengungsi yang terus bertambah setiap harinya.
Agus berharap, tenaga medis bisa lebih proaktif lagi dalam membantu aktivitas penanganan masalah kesehatan yang ada terutama yang di posko-posko pengungsian.
Saat ini, Relawan Muhammadiyah memerlukan bantuan obat-obatan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunPontianak.co.id/Agus Pujianto, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait Banjir di Sintang, Kalimantan Barat