TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) sejak awal telah bersiap mendeteksi Covid-19 yang merebak di berbagai negara. Mengawali deteksi Covid-19 di luar fasilitas Kemenkes RI, Unair bekerja sama dengan Kobe University menyediakan reagen kit pemeriksaan virus corona.
Saat itu Unair termasuk kampus dengan fasilitas Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3) dan jumlah PCR tidak hanya satu. Sehingga komponen untuk kesiapan pengujian sampel pasien terduga Covid-19 sudah memenuhi.
Langkah cepat juga diambil dengan meneliti komponen obat yang memiliki pengaruh signifikan menyembuhkan Covid-19 dengan disponsori TNI AD dan BIN.
Tak hanya meneliti komponen obat, Unair juga terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah-Putih yang disponsori oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan dikembangkan oleh tujuh lembaga ilmu pengetahuan di Indonesia, yang mencoba berbagai platform.
Selengkapnya simak wawancara Direktur Pemberitaan Tribun Network sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Surya Febby Mahendra Putra dengan Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak di Gedung Kantor Manajemen Unair, Senin (18/10).
Selain ikut serta membantu Badan Riset Nasional dalam menghasilkan vaksin merah putih, Unair pernah juga mencoba membuat obat Covid-19. Bagaimana cerita tim Unair di dalam menghasilkan obat Covid-19 yang pernah diajukan ke BPOM?
Sejak awal dan sejak dahuLu kala universitas memiliki tri dharma dan kemudian kami extend menjadi lima atau enam dharma. Salah satu yang terkait yaitu riset dan pengabdian masyarakat.
Karena dharma dan misi kami di sana, maka universitas harus hadir saat bangsa ini mempunyai persoalan-persoalan yang kami bisa ikut serta di dalamnya.
Oleh karena itu sejak awal kami selalu menyampaikan dalam menangani Covid-19 kita perlu bergerak di semua bidang, yang pertama di bidang pelayanan.
Termasuk di bidang tesnya, Unair termasuk yang tercepat dan paling awal bisa mendapat reagen untuk mengetes Covid-19 sebelum lainnya, bahkan Eijkman (Lembaga Biologi Molekular Eijkman) juga belum ada waktu itu.
Dari sisi pelayanan kami juga dalam posisi terdepan, di mana rumah sakit kami sejak Maret 2020 telah mengembangkan fasilitas tertentu agar Covid-19 bisa tertangani sebaik-baiknya.
Bagaimana perkembangan obat Covid-19 yang dibuat Unair?
Dari sisi riset sejak awal kami sudah membuat beberapa skenario, yaitu jangka pendek, menengah dan panjang. Kala itu, untukjangka pendek kami berusaha mencari obat yang paling efektif apa.
Kombinasi obat ini menjadi skenario jangka pendek pengabdian masyarakat kami untuk memberikan pelayanan terbaik.