8. Standar internasional
Pembuatan sirkuit menggunakan bahan berstandar internasional dengan mendatangkan staf ahli dari Eropa yang telah berpengalaman membangun sirkuit.
Selain pengaspalan, ada juga pekerjaan lain yang dikerjakan secara bersamaan, yakni pengaspalan AC-Binder service road, penghamparan gravel bed, proses fabrikasi dan pemasangan concrete barrier dan pagar Debrish Fence, serta Pitwall Geoburgg.
Selain itu, ada juga pengerjaan landscaping pohon dan rumput, pekerjaan drainase permukaan sirkuit, dan pekerjaan fondasi Borepile bangunan Race Control.
9. Aspal dari Inggris
PT Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) mendatangkan aspal khusus dari Inggris untuk lapisan paling atas trek. Sementara itu, lapisan aspal bagian bawah trek adalah asli buatan Indonesia.
ITDC juga mendatangkan pagar pembatas yang berisi angin untuk di pinggiran sirkuit langsung dari Jerman.
Namun untuk komponen lainnya, sirkuit Mandalika tetap mengandalkan produk buatan lokal NTB, salah satunya batu kerikil untuk Gravel sirkuit.
10. Menampung banyak penonton
Sirkuit Mandalika dapat menampung hingga sekitar 195 ribu penonton saat situasi normal atau tidak dalam keadaan pandemi Covid-19.
Sementara di tengah pandemi diperkirakan hanya dapat mencapai 114 ribu penonton. Perhitungan ini didapat dari rincian 40 persen penonton lokal, dan sisanya adalah wisatawan mancanegara selama tiga hari gelaran MotoGP berlangsung.
11. Dikelilingi kawasan wisata
Kawasan Mandalika digadang menjadi “Bali Baru” dan Kawasan Ekonomi Khusus, membuat Mandalika banyak nilai lebihnya.
Selain dapat menikmati ajang balap motor bertaraf internasional, kita juga bisa menikmati tempat wisata yang ada di sekitarnya. Mulai dari Bukit Merese, Pantai Tanjung Aan, Pantai Seger, Pantai Kuta Mandalika, Pantai Gerupuk, hingga berkunjung ke Desa Adat Sade dan Desa Adat Ende.