TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Gilang Endi Saputra, mahasiswa UNS korban diklatsar maut Menwa UNS ternyata sempat mengalami kejang saat mengikuti kegiatan itu.
Saat korban mengalami kejang, tersangka NFM sempat marah-marah dan mengira korban kesurupan.
Akhirnya, panitia malah memanggil paranormal untuk mengobati Gilang.
Hal tersebut terungkap saat Polisi menggelar rekonstruksi di kawasan Stadion Manahan, Kamis (18/11/2021) dengan menghadirkan dua tersangka.
Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Tragedi Tewasnya Mahasiswa UNS saat Diklat Menwa, 2 Tersangka Dihadirkan
Dalam adegan tersebut, panitia terlihat melakukan aksi kekerasan, seperti tamparan dan pukulan.
Saat adegan berlangsung kedua tersangka menolak untuk memerankan adegan pemukulan Gilang dengan replika senjata.
Sebab, mereka berdalih tidak melakukan hal tersebut.
Ada total 69 adegan yang dilakukan kedua tersangka dalam rekonstruksi tersebut.
Seperti yang terlihat pada adegan 22, 25, dan 31.
Saat itu para peserta melakukan kegiatan alarm stelling.
Dalam kegiatan itu, seluruh peserta mendapatkan tamparan dari tersangka NFM, termasuk korban Gilang.
Hukuman tamparan itu diberikan karena para peserta telat.
Baca juga: Kaya Mendadak, Warga Klaten Terdampak Tol Solo-Jogya Ramai-ramai Borong Mobil, 80 Persen Bayar Tunai
Saat rekonstruksi berjalan, ada keterangan yang berbeda dari saksi dan tersangka.
Versi saksi, NFM dan FJP memukul Gilang menggunakan replika senjata atau popor.