News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

200 Hektare Permukiman di Demak Terendam Banjir Rob, Warga Tinggikan Rumah Berkali-kali

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi rumah warga yang tak bisa ditinggali karena banjir rob dan abrasi di Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah

TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - 200 hektare permukiman di Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, terendam banjir rob.

Warga yang bertahan yakni mereka rumahnya terdampak rob namun mampu meninggikan tanahnya.

Sedangkan yang lain terpaksa harus meninggalkan rumahnya dan memilih menyewa kos atau mengontrak rumah di tempat yang tidak terendam.

Kepala Desa Sriwulan, Zamroni, menerangkan bahwa pada musim ini rob masih sering terjadi namun saat malam hari.

Selain rumah, tampak beberapa sekolahan, termasuk SDN 3 Sriwulan sebagian wilayahnya tergenang banjir rob.

Meskipun demikian, siswa di sana kini masih berangkat sekolah dan melakukan aktivitas belajarnya lantaran rob sudah mulai surut saat siang hari.

Baca juga: Cara Mencegah Terjadinya Banjir, Ini Penyakit-penyakit yang Sering Muncul di Musim Penghujan

Sehingga hal tersebut tak menghalangi proses belajar mengajar di sekolah itu.

“Jika pagi hari rob sudah mulai surut dan tanahnya mengering sehingga siswa tetap berangkat sekolah,” tuturnya, Senin (22/11/2021).

Pria yang kerap disapa oleh warga sebagai Pak Zam tersebut menyebutkan bahwa dari total sekitar 400 hektare di wilayah yang dipimpinnya, hampir setengahnya terendam rob.

“Wilayah kami dari 400 hektar itu, sekarang yang tidak terendam rob tinggal 200 hektare karena masih ada bangunan rumahnya.

Untuk garis pantai yang sudah tergerus sudah sekitar dua kilometer,” tuturnya.

Baca juga: Binda Kalteng Salurkan Bantuan kepada Masyarakat Terdampak Banjir di Palangkaraya

Ia berharap bahwa pemerintah baik Pemkab, Pemprov maupun pusat dapat segera melakukan pencegahan bencana tersebut, termasuk menyelesaikan proses penggarapan tanggul laut.

“Karena masyarakat (setempat) sudah menderita lama dan termiskinkan oleh alam, sehingga harapannya agar kondisi ini segera bisa teratasi,” harapnya.

Zamroni sendiri sempat mengundang para akademisi ke desa yang dipimpinnya untuk melakukan diskusi forum mengenai permasalahan rob di sana pada Kamis (4/11/2021) lalu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini