TRIBUNNEWS.COM - Gunung Semeru yang berada di Jawa Timur mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore.
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan awan panas guguran (APG).
Aliran awan panas sudah sampai di Curah Kobokan, Lumajang atau sejauh 11 kilometer dari atas kawah.
Saat gunung meletus, sejumlah warga yang panik langsung bergegas menyelamatkan diri.
Hingga Minggu (5/12/2021), terdapat 13 orang meninggal akibat erupsi Gunung Semeru.
Selain itu, beberapa korban juga mengalami luka bakar di tubuhnya akibat terkena lahar panas.
Baca juga: Jembatan Gladak Perak yang Terputus karena Lahar Dingin Gunung Semeru Jadi Lokasi Selfie Warga
Kesaksian warga yang selamat
Dikutip dari Surya, Sinten (60), salah satu korban selamat dari erupsi Gunung Semeru mengatakan, ia berhasil selamat bersama cucunya Dewi Novitasari.
Mereka selamat setelah berlari hingga 13 kilometer.
Keduanya berlari ke tempat yang lebih aman sebelum awan panas guguran menyapu rumah mereka hingga luluh lantak.
Sinten bercerita, sebelum gunung meletus, Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang sempat diguyur hujan abu bercampur batu.
Batu-batu tersebut meluncur menghantam genting rumahnya hingga menimbulkan suara gemuruh.
Sinten yang saat itu tengah bersantai di rumah langsung membawa cucunya berlari untuk menyelamatkan diri.
Baca juga: UPDATE Korban Erupsi Gunung Semeru: 13 Orang Meninggal, Ada Korban Luka Bakar Akibat Lahar Panas
"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda akan erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," katanya, saat ditemui di RSUD dr Haryoto Lumajang, Sabtu (4/12/2021).
Saat berada di luar rumah, Sinten dan cucunya sempat menengok ke arah Gunung Semeru.
Mereka melihat gunung tersebut memuntahkan asap abu-abu tebal ke udara hingga menyebabkan langit berubah menjadi gelap.
Suhu udara terasa panas dan kilatan petir juga menyambar-nyambar.
"Saya tak sempat menyemalatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," ungkapnya.
Sinten bersama cucunya berlari ke rumah tetangga yang berjarak sekira satu kilometer untuk berlindung.
Setelah langit kembali terang, mereka lalu berlari ke masjid sekira lima kilometer.
Setelah itu, mereka berlari ke dusun sebelah yakni Dusun Gunung Sawur hingga akhirnya mereka dijemput dengan menggunakan mobil pikap.
"Lalu kami berjalan lagi hingga ke dusun sebelah, Dusun Gunung Sawur sekira 7 kilometer. Napas sudah ngos-ngosan."
"Selama dua jam kami mengamankan diri di rumah warga Dusun Gunung Sawur, setelah itu kami dievakuasi menggunakan mobil pikap ke Desa Sumbermujur," paparnya.
Meski ia dan cucunya selamat dari peristiwa itu, namun salah satu keluarga mereka yakni Samsul Arifin menjadi korban luka.
Samsul sendiri sudah dilarikan ke RSUD dr Haryoto Lumajang.
Saat peristiwa itu terjadi, Samsul tengah bertugas menjaga portal tambang dekat Gunung Semeru.
"Kami langsung bergegas mendatangi RSUD dr Haryoto. Saat ini Mas Samsul sedang dirawat," terangnya.
Baca juga: 8 Korban Erupsi Gunung Semeru Dirujuk ke RSUD dr Haryoto, Alami Luka Bakar 18-70 Persen
Seorang janda meninggal terkena lava pijar
Meletusnya Gunung Semeru juga memakan korban jiwa.
Seorang janda bernama Mbok UM (50) meninggal dunia setelah terkena lava pijar.
Mbok UM merupakan warga Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo.
Tim penyelamat menemukan korban tergeletak di jalanan desa.
Dia ditemukan sekira 50 meter dari rumahnya.
Saat ditemukan, kulit disekujur tubuhnya dalam kondisi melepuh.
Amin, saudara Mbok Um mengatakan, kemungkinan saat kejadian korban tak kuat berlari untuk menyelamatkan diri.
Baca juga: 5 Kecamatan di Malang Terdampak Abu Vulkanik Gunung Semeru, BPBD Minta Warga Tidak Panik
"Mungkin mau lari tapi gak kuat," kata Amin, Sabtu, seperti dilansir Surya.
Amin menceritakan, sebelum gunung meletus, langit terlihat cerah lalu dua kali petir menyambar.
"Jeda tiga menitan itu angin kencang, batu-batu turun dari gunung kena atap rumah."
"Terus gelap lalu tiba-tiba lava pijar sudah sampai ke pemukiman," terangnya.
Kondisi tersebut membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Sampai sekarang, cukup banyak laporan warga hilang, termasuk anak semata wayang Mbok Um.
"Anaknya kalau siang ikut kerja nambang pasir, sekarang tidak tahu di mana. Dia gak bisa dihubungi," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 'Seperti Kiamat', Warga Curah Kobokan Lumajang Selamat dari Erupsi Gunung Semeru Seusai Lari 13 KM
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Janda Tua Meninggal Terkena Lava Pijar Erupsi Gunung Semeru, Anaknya Juga Dikabarkan Hilang
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Surya.co.id/Danendra Kusumawardana/Tony Hermawan)