TRIBUNNEWS.COM - Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) kemarin meninggalkan kisah haru.
Yakni kisah seorang wanita lanjut usia, Salamah dan anaknya Rumini yang ditemukan meninggal dunia dalam keadaan berpelukan.
Warga Desa Curah Kobokan tersebut meninggal karena tertimpa bangunan yang roboh akibat erupsi Gunung Semeru.
Diketahui, Rumini tidak tega meninggalkan ibunya yang sudah tak sanggup berjalan untuk menyelelamatkan diri dari erupsi Gunung Semeru.
Baca juga: Kesaksian Warga Gunung Semeru, Jarak Pandang Terbatas karena Awan Panas, Sebabkan Korban Berjatuhan
Akhirnya, Rumini memutuskan untuk tetap bersama dan memeluk ibunya hingga ajal menjemputnya.
Kisah Rumini ini pun menarik perhatian publik, karena bakti Rumini kepada ibunya hingga mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Salah seorang pegiat lingkungan dan seniman di Blitar, Jawa Timur, Uky Tantra terharu dengan kisah Rumini ini.
Bahkan, Uky juga membuatkan sebuah ilustrasi yang menggambarkan saat-saat terakhir Rumini dengan ibunya.
Baca juga: Pilu, Rumini Pilih Temani Bunda Saat Diterjang Erupsi Gunung Semeru, Keduanya Ditemukan Berpelukan
Karya tersebut ia unggah di akun Facebook pribadinya, Senin (6/12/2021).
Dalam unggahannya, Uky juga menuliskan sebuah narasi untuk karyanya itu.
"Nduk anakku RUMINI,mlayo o nduk. Ibu wes 70 tahun, wes ra mampu mlayu. Wedus gembel Semeru bakal ngubur deso iki lan mahkluk penghunine. Wes nduk ndang mlayu o, iklasno ibu istirahat panjang neng kene."
.
Rumini: "Mboten buk, rogo iso mlayu. Tapi ati iki ora iso, ra sanggup tego ninggalne ibu dewean," tulis Uky dalam unggahannya.
Baca juga: Sempat Diguyur Hujan Lebat, 30 Orang Diungsikan dari Banjir Lahar Panas Aliran Sungai Gunung Semeru
Ingin Kisah Rumini Jadi Tauladan untuk Berbakti pada Orang Tua
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Uky Tantra mengatakan, dirinya membuat ilustrasi tentang Rumini ini pada Senin (6/12/2021).
Ia membutuhkan waktu sekitar 30 sampai 45 menit untuk melukis gambaran kisah Rumini dan ibunya.