News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sosok Pelatih Biliar Sumut yang Dijewer Edy Rahmayadi: Ikut Andil Bawa 12 Medali dari PON Papua

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih tim biliar PON Sumut Khairuddin Aritonang (kiri) dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi - Ini fakta-fakta sosok pelatih biliar Sumut yang dijewer Edy Rahmayadi: punya andil bawa 12 medali dari PON Papua, pernah jadi pendukung Edy di Pilgub.

TRIBUNNEWS.COM - Video rekaman Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menjewer dan mengusir pelatih biliar Sumut, viral di media sosial.

Diketahui, nama pelatih biliar Sumut itu bernama Khairuddin Aritonang alias Coki.

Peristiwa itu terjadi pada Senin (27/12/2021) di rumah dinas Gubernur Sumut saat acara pembagian bonus atlet peserta PON XX Papua.

Kejadian bermula saat Edy tengah memberi kata sambutan.

Baca juga: PROFIL Edy Rahmayadi, Mantan Ketum PSSI Jewer dan Usir Pelatih Biliar karena Tak Tepuk Tangan

Awalnya, Edy melihat pelatih biliar itu tidak ikut bertepuk tangan saat mendengar sambutannya karena tertidur.

Kemudian, Edy memanggil Coki ke atas panggung dan bertanya beberapa hal.

"Atlet apa kau?" tanya Edy, dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/12/2021).

Coki kemudian menjawab bahwa dia pelatih biliar.

"Tak cocok jadi pelatih ini," jawab Edy.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer dan mengusir pelatih biliar, Coki Aritonang, saat acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX, Senin (27/12/2021). (Tangkap Layar)

Baca juga: Pelatih Biliar yang Dijewer Edy Rahmayadi Berprestasi Saat PON, Aritonang Sindir Balik Sang Gubernur

Tak lama kemudian, Edy menjewer telinga Coki hingga meminta Coki keluar dari acara.

Imbas kejadian ini, video Edy menjewer telinga Coki pun tersebar di media sosial.

Sosok Coki, Pelatih Biliar Sumut

Coki ternyata punya andil dalam prestasi cabang olahraga (cabor) biliar Sumut di ajang PON XX Papua lalu.

Dikutip dari Tribun Medan, cabor biliar Sumut menyumbang 12 medali.

Di antara 12 medali tersebut, yakni 5 perak dan 7 perunggu.

Dari peringkat perolehan medali, cabor biliar berada di peringkat 5 sebagai penyumbang medali terbanyak bagi Sumut.

Sementara, Wushu berada di peringkat 1, disusul Atletik, Tarung Derajat dan Tinju di peringkat 2, 3 dan 4.

Pelatih tim biliar PON Sumut Khairuddin Aritonang dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ((HO / Tribun Medan))

Heran Dipanggil dan Dimarahi Dimuka Umum

Coki mengaku heran saat dia dipanggil ke panggung dan dimarahi oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi karena tidak tepuk tangan di acara pemerian bonus atlet peserta PON XX Papua, Senin (27/12/2021).

Ia pun memisalkan wartawan Tribun Medan berada di posisinya saat kejadian.

"Kaulah dulu, aku bicara terus semua tepuk tangan dan kau tidak. Terus kau kupanggil."

"Nah, apakah mau kau jawab karena pertanyaan ku, kenapa kau tak tepuk tangan? Begitulah kira-kira kejadian di Aula Tengku Rizal Nurdin yang aku alami," ujar Coki menjelaskan, masih dikutip dari sumber yang sama.

Dia juga membantah dugaan dia tertidur saat Edy memberi sambutan.

Beri Sindiran pada Edy

Dari kejadian tersebut, Coki pun memberi sindiran pada Gubernur Sumut itu.

"Apa rupanya yang sudah dia (Edy Rahmayadi) berikan kepada insan olahraga terutama Biliar? " katanya.

Menurut Coki, bukan hanya dirinya saja yang dimarahi di depan umum oleh orang nomor satu di Sumut ini.

"Banyaklah. Ada Kadispora Sumut, ada juga Ketua KONI Sumut. Yang pasti bukan aku sendiri."

"Tapi itu tadi, aku heran, kenapalah aku dimarahi di muka umum hanya karena tidak tepuk tangan," ujarnya.

Khairuddin Aritonang, Pelatih Biliar Sumut yang berhasil mempersembahkan 12 medali dari PON Papua (HO / Tribun Medan)

Baca juga: Detik-detik Pelatih Biliar Dijewer & Diusir Gubernur Edy Rahmayadi karena Tak Ikut Tepuk Tangan

Coki pun mengaku langsung keluar setelah ia dipermalukan di tempat umum.

"Aku bingungnya, apa yang harus ditepuk tangankan dari beliau."

"Toh omongan yang ia sampaikan semuanya biasa aja, jadi kenapa hanya karena tidak tepuk tangan, jadi kena marah di depan orang ramai," kata Coki.

Coki menyebut selama menjabat Gubernur, Edy tidak ada perhatian terhadap insan olahraga.

"Tidak ada perhatian nya. Terutama kami di biliar. Apa yang sudah beliau beri? Gak ada."

"Sehari-hari pun tidak ada perhatian kecuali saat ada even nasional seperti PON," ujarnya.

Pernah Jadi Pendukung Kemenangan Edy

Selain itu, Coki juga mengaku pernah menjadi pendukung Edy dalam pemilihan Gubernur Sumut 2018.

Ia menceritakan dia ikut dalam kampanye pemenangan tim sukses Edy.

"Waktu itu, saya salah satu pendukungnya. Saya juga ikut memilih dia. Empat hari lima malam, selama Lebaran, saya enggak pulang hanya untuk kampanye untuk beliau."

"Harapannya, Sumatera Utara berubah. Bermartabat. Ternyata sikap seorang gubernur ini tidak menunjukkan Sumatera Utara itu bermartabat," ujarnya, dikutip dari Tribun Medan, Selasa (28/12/2021).

Akan Lapor ke Polda

Merasa dipermalukan, Coki berniat melaporkan Edy Rahmayadi ke Polda Sumut atas perbuatan tidak menyenangan.

Rencana dia akan melaporkan pada hari ini, Rabu (29/12/2021) siang.

"Saya akan membuat laporan ke Polda Sumut besok siang. Karena dia (Gubernur Sumut) sudah buat perbuatan tidak menyenangkan dengan cara menjewer dan memarahi saya di depan umum," katanya kepada Tribun Medan, Selasa (28/12/2021).

Coki menyebut dirinya sudah konsultasi dengan beberapa kawan yang ahli di bidang hukum terkait masalah ini.

"Jadi saya sudah diskusi dengan adik-adik alumni Hukum."

"Makanya sudah saya niatkan besok buat laporan ke Polda," ujarnya.

Baca juga: KRONOLOGI Gubernur Sumut Jewer Pelatih Biliar yang Tak Tepuk Tangan, Coki: Apa yang Sudah Dia Beri?

Ia berharap kepolisian dapat memproses laporannya nanti.

"Mau sampai kapan dan sampai di mana, yang penting proses hukum berjalan."

"Besok sudah saya tekadkan untuk buat laporan ke Polda dan semoga berjalan lancar dan diproses," katanya.

Dengan laporannya ini, Coki berharap Gubernur Edy Rahmayadi tidak lagi bersikap arogan.

"Dia sekarang sudah jadi pemimpin Sumut. Jangan arogan kalau jadi pemimpin," tandasnya.

(Tribunnews.com/Shella Latifa)(Kompas.com/Kontributor Medan,Daniel Pekuwali)(Tribun Medan/Sofyan Akbar/Liston Damanik)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini